Berita

Foto: Net

Nusantara

Tim Anies-Sandi Bentuk Pokja Kajian Harga Sembako

SABTU, 27 MEI 2017 | 15:49 WIB

Saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri 2017/1438 Hijriah, fenomena gejolak harga barang kebutuhan pokok mulai mewarnai kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut berulang setiap tahun yang disebabkan kelemahan upaya antisipasi dan kekurang-tepatan kebijakan instansi terkait.

Untuk mengkaji permasalahan dan mencari solusi atas kondisi tahunan tersebut, Tim Sinkronisasi Program Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur terpilih Anies-Sandi membentuk "Pokja Kajian Harga Kebutuhan Pokok Ramadhan 2017".

Pokja Kajian Harga Sembako Ramadhan ini diketuai oleh HMBC Rikrik Rizkiyana, salah seorang anggota Tim Sinkronisasi Program. Pokja Kajian Harga Sembako ini juga didukung oleh para anggota Tim Pakar yang terdiri dari para ekonom dan ahli di bidang perdagangan antara lain Sunarsip, Gilang Satrya Adhi Utama, Haris Fradilla Harahap, dan Berly Martawardaya.


Menurut Rikrik, pengalaman tahun 2016, berdasarkan data harga Kementerian Perdagangan tahun 2016, harga gula pasir mengalami kenaikan 8 persen satu bulan sebelum Ramadhan. Harga itu terus merangkak naik sampai dengan Idul Fitri di pasar eceran DKI Jakarta tahun 2016. Pangan hasil industri lainnya seperti beras dan tepung terigu juga mengalami kenaikan 1-3 persen.

Kenaikan juga terjadi pada komoditas hasil peternakan yang naik 3-9 persen menjelang Ramadhan. Sedangkan untuk komoditas hasil hortikultura meliputi cabai merah, cabai merah keriting, dan bawang merah mengalami kenaikan 20-60 persen di Pasar Eceran DKI Jakarta. Berdasarkan sumber yang sama, saat ini harga beberapa komoditas sudah menunjukkan fenomena kenaikan, seperti bawang merah naik 42 persen, cabai merah besar naik 4 persen, telur ayam naik 13 persen, dan daging ayam naik 7 persen.

"Kajian akan dilakukan secara pragmatis dan melihat langkah-langkah antisipatif yang sudah ada, baik dari pelaku pasar mau pun instansi terkait, sehingga akan didapatkan gambaran dari kondisi pasar menjelang hari besar," kata Rikrik seperti diberitakan RMOLJakarta.com, Selasa (27/5).

Dia menambahkan, kajian juga akan mencakup data terkini mengenai ketersediaan dan gejolak harga barang kebutuhan pokok, serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah penyediaan, lama terjadinya perubahan, dan pola perubahan penyediaan beberapa barang kebutuhan pokok menjelang dan saat Ramadhan dan Idul Fitri  berlangsung.

Kajian ini, sambung Rikrik, diharapkan dapat menghasilkan referensi  (lesson learnt) termasuk dalam bentuk formulasi model keterkaitan antar variabel yang terlibat dalam menentukan tingkat kebutuhan dan kondisi pasar pada saat Ramadhan 2017. Selain itu, kajian juga diharapkan dapat merumuskan rekomendasi terbaik untuk membuat langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi ketersediaan dan gejolak harga barang kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2018 atau pun hari besar lain pada saat Anies-Sandi mulai memimpin DKI nanti.

Rikrik menjelaskan, kajian akan dilakukan selama 1,5 bulan, yaitu selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017/1438 H dan 2 minggu setelahnya. Pada kurun waktu tersebut tim akan melakukan Value Mapping di beberapa pasar di DKI Jakarta dan daerah penyangga (Bogor, Tangerang dan Bekasi). Pasar-pasar ini meliput pasar induk, pasar eceran tradisional, dan pasar ritel modern.

Di pasar tersebut tim akan melakukan survey langsung kepada pelaku pasar yang berdagang komoditas barang kebutuhan pokok yang meliputi komoditas hasil pertanian (beras, cabai, dan bawang merah), komoditas hasil industri (gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu), dan komoditas peternakan (daging sapi, daging ayam, dan telur). Selain para pedagang pasar tersebut, akan juga dilakukan survey kepada stakeholder lain yang terkait dalam rantai nilai barang kebutuhan pokok di DKI Jakarta, dan untuk melengkapi kebutuhan analisis tim pengkajian juga akan melakukan pengumpulan data-data sekunder dari instansi terkait.

Dalam menjalankan tugasnya, ujar Rikrik, Pokja Kajian Harga Sembako Ramadhan Pokja ini juga akan dibantu oleh narasumber lain yang terdiri praktisi, akademisi, dan asosiasi yang memahami masalah komoditas barang kebutuhan pokok. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya