Persiapkan pelaksanaan Asian Games XVIII 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot penyelesaian pembangunan infrastruktur dan renovasi venue olahraga dan pembangunan wisma atlet di Kemayoran, Jakarta maupun di Jakabaring, Palembang.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa sejauh ini pembangunan sarana prasarana perlombaan olahraga itu masih sesuai jadwal.
Untuk pembangunan dan renovasi venue olahraga di Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, dibagi menjadi tujuh paket pekerjaan, yakni Stadion Utama (AG 1), Training Facility (AG 2), Stadion Renang (AG 3), Lapangan Hoki, Panahan dan Sepakbola ABC (AG 4), Istora (AG 5), Stadion Tenis Indoor dan Outdoor (AG 6) dan Stadion Madya, Gedung Basket, Lapangan Softball dan Baseball (AG 7).
"Secara keseluruhan progres konstruksinya telah mencapai 60 persen. Untuk lapangan hoki, panahan dan sepakbola ABC, progresnya sudah 97,6 persen dan direncanakan bulan Juni selesai dan akan diuji coba sesuai dengan waktu yang direncanakan. Saat ini sedang dilakukan sertifikasi oleh Federasi Hoki Internasional," tutur Menteri Basuki, baru-baru ini.
Kualitas pekerjaan pembangunan dan renovasi venue olahraga sangat diperhatikan oleh Menteri Basuki. Beberapa kali, dirinya mengecek langsung pelaksanaan pekerjaan, baik di Jakarta maupun Palembang. Untuk memenuhi standar internasional, pekerjaan renovasi dan pembangunan harus menjaga kualitas dari segi kekuatan, kerapihan, kenyamanan dan keselamatannya.
Salah satunya adalah kualitas rumput dan kursi yang digunakan di Stadion Utama GBK. Rumput yang digunakan merupakan rumput jenis Zoysia Matrella yang dikembangkan di Solo sesuai standar internasional. Jenis rumput ini memiliki konstruksi akar yang kuat, tidak mudah rusak digunakan dalam pertandingan sepakbola, serta mendukung akurasi pengukuran pada cabang olah raga lempar lembing. Rumput ini juga digunakan saat pembangunan Stadion Utama GBK pada tahun 1962.
Menteri Basuki juga sangat memperhatikan kualitas kursi yang saat ini sedang dilakukan pemasangan, karena berpengaruh terhadap kenyamanan penonton, disamping juga kerapihan lantai, pemasangan kabel dan pencahayaan stadion. Dalam pembangunan dan renovasi infrastruktur pendukung Asian Games, penggunaan produk material buatan dalam negeri juga didorong karena kualitasnya juga baik dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Stadion Utama GBK nantinya dilengkapi pembangkit listrik tenaga surya untuk memenuhi lebih dari 30 persen kebutuhan listrik. "Saat ini sedang dilakukan pemasangan kursi dan kabel tension untuk penguatan struktur atap yang nantinya akan memikul beban Solar Cell dengan kapasitas 1 Megawatt," tutur Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo.
Progres pekerjaan venue lainnya yakni Stadion Tenis Indoor dan Outdoor ditargetkan dapat selesai pada Juni 2017 dimana saat ini progresnya mencapai 90,7 persen. Sementara untuk Stadion Utama GBK, progresnya 56 persen, dan ditargetkan selesai Oktober 2017. Stadion Renang (Aquatic) progresnya 52,2 persen dan ditargetkan selesai Oktober 2017. Renovasi Istana Olahraga (Istora) progresnya saat ini telah mencapai 65,6 persen dan ditargetkan selesai November 2017.
Sedangkan Training Facility yang progresnya telah mencapai 28,3 persen, Stadion Madya dan Lapangan Baseball saat ini telah mencapai 24,6 persen serta Lapangan Softball dan gedung Basket mencapai 24,6 persen, yang akan selesai pada Desember 2017.
Selain venue olahraga, Kementerian PUPR juga memulai kegiatan penataan kawasan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK). Penandatanganan kontraknya dilakukan pada pertengahan Mei 2017, saat ini sedang dilakukan tahap persiapan konstruksi. Kontraktor diminta untuk bekerja cepat namun tetap memperhatikan kualitas, mengingat waktu pekerjaan yang cukup singkat, yakni hanya sekitar 6,5 bulan sesuai kontrak yang ditargetkan selesai Desember 2017. Mengingat lokasi pekerjaan yang bersinggungan dengan aktivitas pembangunan venue olahraga, Ia meminta pekerjaan dilakukan dengan rapih dan terorganisir, terutama dalam aspek keselamatan kerja.
Pemilihan material konstruksi dan tanaman yang berkualitas menjadi sebuah keharusan, karena pekerjaan ini tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek pelaksanaan Asian Games XVIII 2018, namun akan menjadi ruang publik sebagai ikon baru ibukota Jakarta.
"Untuk itu Quality control harus betul-betul diperhatikan. Harus bekerja rapih, on time dan berkualitas," tegas Sri Hartoyo. Selanjutnya, kontraktor pelaksana pekerjaan penataan kawasan GBK diminta berkordinasi dengan kontraktor yang tengah bekerja pada lokasi yang berdekatan serta dengan panitia test event sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan pekerjaan singkron.
Pekerjaan penataan kawasan GBK terbagi menjadi dua paket pekerjaan, yakni paket Zona 1 dan Zona 2. Untuk paket pekerjaan Zona 1 ditangani oleh PT. Adhi Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 253,8 miliar dan paket pekerjaan Zona 2 ditangani oleh PT. Waskita Karya (Persero), Tbk dengan nilai kontrak Rp 323 miliar.
[ald/***]