Berita

Ilustrasi/Net

Pertahanan

Romo Agustinus: Semua Agama Harus Bersatu Kuatkan Bhinneka Tunggal Ika

JUMAT, 26 MEI 2017 | 11:55 WIB | LAPORAN:

Indonesia kembali diguncang aksi teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/5) lalu.

Aksi biadab itu tidak lain adalah untuk mengacaukan keutuhan NKRI dan diakui dilakukan oleh kelompok ISIS, yang selalu menggunakan ajaran agama islam sebagai pembenaran. Padahal ajaran kekerasan ala ISIS, jelas bukan ajaran islam.

Untuk itu, seluruh agama yang di Indonesia harus bersatu dan berkolaborasi dan terus menguatkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam menghadapi ancaman intoleransi berupa radikalisme dan terorisme.

Ajakan itu disampaikan Sekretaris Komisi Hubungan Antar Umat Beragama (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Agustinus Ulahayanan.

"Marilah kita bersama membangun 'jembatan' dalam memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama buat pemuka agama, yang seharusnya terus menggaungkan kekuatan perbedaan dengan pemahaman agama yang benar, bukan malah 'berteriak' mau menghancurkan satu sama lain," ujar Romo Agustinus di Jakarta, Jumat (26/5).

Menurutnya, semua harus sepakat bahwa gerakan agama yang akan menghancurkan 'jembatan' perdamaian antarumat beragama harus dihancurkan. Untuk melakukan itu, harus ada pendidikan agama dan karakter yang kuat, pendidikan Pancasila, dan budi pekerti.

Ia optimistis bila penguatan nilai agama, Pancasila, dan budi pekerti bisa dilakukan, serangan radikalisme dan terorisme akan sulit merobohkan pondasi NKRI. Menurutnya ada tiga tahap pencegahan radikal terorisme yaitu pencegahan, penghentian dan pemulihan yang bisa dilakukan dalam beberapa langkah yaitu pendidikan dan pembudayaan, penegakan nilai, norma dan identitas, sterelisasi lingkungan, inklusifitas, kerohanian, bermartabat, berdayaguna, bermitra

"Pendidikan budaya dan nilai multi kultural dengan aneka macam budaya. Bagaimana kita menghargai kalau kita tidak tahu. Bagaimana kita tahu kalau kita tidak mencari tahu. Perlu kita membangun 'jembatan' bukan tembok melalui pendidikan multi kultural atau pendidikan lintas agama," jelas Romo Agustinus.

Hal senada diutaran Ketua Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, KS Arsana. Ia menegaskan komunikasi sangat penting untuk menghilangkan kesalahpahaman karena semua agama mengajarkan manusia tumbuh seperti dari ulat menjadi kupu-kupu.

"Terorisme adalah tindakan kekerasan untuk kepentingan pelaku teror. Pelaku teror tidak memiliki agama karena agama apapun tidak mengajarkan teror," tukasnya.

Menurutnya dalam agama hindu, teorisme bertentangan dengan nilai kebajikan dan fitrah sebagai manusia. Untuk mencegahnya harus dilakukan penerapan dini kepada anak-anak kita tentang cinta kasih dan penghargaan terhadap perbedaan. Selain itu harus terus dibangun kesadaran bahwa manusia itu bersaudara.

"Hargai pilihan hidup orang lain. Perbedaan membuat kita melatih diri untuk menghargai orang lain. Majelis agama bukan hanya menjadi kerangkeng dalam agama kita sendiri. Majelis agama bisa bekerjasama dengan Kementerian Agama kedepan untuk masalah kemanusiaan," pungkasnya.[wid]


Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Roy Suryo: Akun Fufufafa 99,9 Persen Milik Gibran

Kamis, 19 September 2024 | 10:39

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

UPDATE

Bank Mandiri Berkomitmen Bakal Terus Aktif Tingkatkan Prestasi Olahraga Nasional

Minggu, 29 September 2024 | 22:06

Keluarga Kesultanan Kutaringin Yakin Agustiar Sabran Layak Pimpin Kalteng

Minggu, 29 September 2024 | 22:01

Hidayatullah: HIRO Hadir Untuk Membawa Medan Berdaya dan Berjaya

Minggu, 29 September 2024 | 21:52

BKSAP Luncurkan Buku Sekaligus Deklarasi Pembentukan Asosiasi Parlemen Berbahasa Indonesia-Melayu

Minggu, 29 September 2024 | 21:24

Indikator: Popularitas Khofifah Indar Parawansa Moncer di Pilgub Jatim

Minggu, 29 September 2024 | 20:36

Polisi Cari Penyebar Pertama Video Pembubaran Diskusi FTA

Minggu, 29 September 2024 | 20:07

JaDI Sumut: Prof Ridha Sudah Tepat Mengadu ke Bawaslu

Minggu, 29 September 2024 | 19:56

Rudy Mas'ud Punya Utang Rp137 Miliar, Komitmen Pemberantasan Korupsi Dipertanyakan

Minggu, 29 September 2024 | 19:55

Unggul Polling, Tim Robinsar-Fajar Optimistis Menang di Cilegon

Minggu, 29 September 2024 | 19:48

Perkuat Kebersamaan, Kritikus Politik Ini Ajak Puluhan Tokoh Bahas Perubahan

Minggu, 29 September 2024 | 19:43

Selengkapnya