Berita

Luhut/net

Pertahanan

Catatan Luhut: Apakah Pilkada Jakarta Telah Mengubah Indonesia Menjadi Radikal?

KAMIS, 25 MEI 2017 | 15:29 WIB | LAPORAN:

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membuat catatan kecil menangggapi tragedi bom bunuh diri Kampung Melayu pada Rabu (24/5) malam melalui akun fan page Facebook Luhut dan disebarkan melalui grup Whatsapp wartawan.

Apakah pilkada Jakarta telah mengubah Indonesia menjadi radikal? Topik ini menjadi perhatian internasional. John Berisford, President of Standard and Poors Global Ratings (S&P), adalah salah satu yang menanyakannya langsung ketika kami bertemu di Washington bulan lalu.

Pertanyaan tersebut saya jawab dengan, "tidak!"

Begitu Luhut mengawali tulisannya.

Luhut pun kemudian menjelaskan kepada John Berisford itu bahwa strategi pembangunan pemerintah Indonesia tidak mengacu pada pertumbuhan ekonomi semata, tapi juga pada kesetaraan. Hal ini penting karena radikalisme adalah buah dari kemiskinan dan ketidakadilan.

Contoh program pemerataan yang sudah dijalankan pemerintah menurut mantan menteri koordinator keamanan politik dan kemanan (Menkopolhukam) itu adalah pendistribusian dana desa ke lebih dari 74.000 desa di seluruh Indonesia. Kesenjangan berhasil dikurangi, tapi pemerintah butuh uang untuk tetap terus menjalankannya.

Salah satu jalan mendapatkan uang kata Luhut adalah melalui investasi. Untuk dapat lebih dipercaya investor dunia, rating investment grade dari S&P menjadi penting untuk menurunkan cost of fund misalnya. Masalahnya, credit rating Indonesia bulan lalu masih BB+, hanya 1 notch di bawah investment grade.

Melihat kondisi ini, Luhut pun mengembalikan pertanyaan tersebut kepada John, "Jadi kalau kamu nggak kasih investment grade ke Indonesia, kamu sama saja membantu menghidupkan radikalisme di Indonesia."

Mendengar itu, John kata Luhut kontan terloncat sembari berkata, "Ok, I will evaluate."

Atas respon tersebut, Luhut pun mengajak semua pihak untuk mensyukuri bahwa minggu lalu akhirnya Indonesia memperoleh investment grade dari S&P, pertama sejak zaman Orde Baru tahun 1996. Tidak hanya itu, transformasi Indonesia juga ditandai dengan cadangan devisa yang tembus di atas USD 124 miliar, tertinggi sepanjang sejarah Republik ini berdiri. Laporan keuangan pemerintah mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK, pertama sejak 2002. Tentu ini semua hasil kerja keras pemerintah Indonesia dan banyak pihak.

Satu hal yang sangat penting, dari perbincangan dengan John kata Luhut bahwa orang asing saja bisa peduli dengan keutuhan Indonesia.

"Lantas bagaimana dengan kita sendiri?," kata Luhut.

"Kita semua berduka dan menyesalkan terjadinya aksi teror di Kampung Melayu semalam. Tidak seharusnya sesama Warga Negara Indonesia justru saling menciderai," sesal Luhut.

Maka sebaiknya imbuh Luhut, semua pihak harus sama-sama menjaga agar kejadian serupa tidak terulang. Semua pihak kata Luhut harus ikut berkontribusi dengan menciptakan keadilan di sekitarnya.

"Seperti saya sampaikan kepada para investor yang saya temui awal minggu ini, bahwa pengusaha jangan hanya sibuk memperkaya diri. Tapi buatlah program-program CSR yang memperbaiki pendidikan di sekitarnya dan membangkitkan ekonomi kecil dalam bentuk plasma-plasma. Tingkatkanlah penggunaan produk lokal dalam industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kecil dan menengah," tambah Luhut.

"Jangan juga sebarkan berita-berita negatif lewat sosmed ataupun WA, tapi sebarkanlah confidence bahwa kita bisa menjadi Bangsa yang lebih baik. Jika beberapa hari yang lalu kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, maka ini adalah saatnya kita benar-benar bangkit dengan mulai dari hal-hal kecil yang konkrit sesuai dengan kapasitas kita," demikian Luhut.[san]


Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Roy Suryo: Akun Fufufafa 99,9 Persen Milik Gibran

Kamis, 19 September 2024 | 10:39

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

UPDATE

Bank Mandiri Berkomitmen Bakal Terus Aktif Tingkatkan Prestasi Olahraga Nasional

Minggu, 29 September 2024 | 22:06

Keluarga Kesultanan Kutaringin Yakin Agustiar Sabran Layak Pimpin Kalteng

Minggu, 29 September 2024 | 22:01

Hidayatullah: HIRO Hadir Untuk Membawa Medan Berdaya dan Berjaya

Minggu, 29 September 2024 | 21:52

BKSAP Luncurkan Buku Sekaligus Deklarasi Pembentukan Asosiasi Parlemen Berbahasa Indonesia-Melayu

Minggu, 29 September 2024 | 21:24

Indikator: Popularitas Khofifah Indar Parawansa Moncer di Pilgub Jatim

Minggu, 29 September 2024 | 20:36

Polisi Cari Penyebar Pertama Video Pembubaran Diskusi FTA

Minggu, 29 September 2024 | 20:07

JaDI Sumut: Prof Ridha Sudah Tepat Mengadu ke Bawaslu

Minggu, 29 September 2024 | 19:56

Rudy Mas'ud Punya Utang Rp137 Miliar, Komitmen Pemberantasan Korupsi Dipertanyakan

Minggu, 29 September 2024 | 19:55

Unggul Polling, Tim Robinsar-Fajar Optimistis Menang di Cilegon

Minggu, 29 September 2024 | 19:48

Perkuat Kebersamaan, Kritikus Politik Ini Ajak Puluhan Tokoh Bahas Perubahan

Minggu, 29 September 2024 | 19:43

Selengkapnya