Berita

Al Chaidar/Net

Pertahanan

Pelaku Teror Kampung Melayu Diduga Jaringan ISIS Kelompok MIB

KAMIS, 25 MEI 2017 | 11:06 WIB | LAPORAN:

. Jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kelompok islam radikal Mujahidin Indonesia Barat (MIB), diduga sebagai otak ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/5). Analisa tersebut dikatakan pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar.

"(Pelaku) jaringan ISIS, (kelompok) MIB," kata Chaidar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (25/5).

Hasil analisa Chaidar, ada tiga ciri khas kelompok tersebut dalam melancarkan aksinya. Pertama, terkait target yang akan menjadi korban ledakan. "Pertama target. ISIS selalu menargetkan polisi di Indonesia," urainya.

Kemudian, ciri kedua, Chaidar mengkoneksikan dengan insiden bom di Manchester, Inggris, Senin kemarin (22/5). Otoritas penegak hukum di Inggris mengidentifikasi pelaku serangan bom bunuh diri di penghujung konser Ariana Grande itu, bernama Salman Abedi.

Seorang pria simpatisan ISIS yang telah dibenarkan jaringan tersebut lewat media sosial. "Kedua, timingnya bersamaan sesudah bom Manchester," tutur Chaidar.

Lalu, ciri selanjutnya, alat peledak yang digunakan pelaku, dikategorikan hanya memiliki daya ledak rendah. Mirip dengan serangan bom di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung, 27 Februari lalu. Diduga dilakukan oleh kelompok sel dari jaringan teroris yang digerakkan Bahrun Naim.

"Ketiga, bom (yang digunakan) daya ledak rendah). Contoh, serangan bom panci yang dampaknya tidak besar dan dilakukan orang yang tidak terlatih," papar Chaidar.

Chaidar mengatakan, dampak serangan jaringan MIB hanya ingin membuat efek teror di tengah masyarakat. Mereka memanfaatkan waktu dan momentum untuk terus melakukan teror. Teknisnya, merancang serangan yang simpel, seperti bom panci, dan gampang dibuat. Artinya, dampak serangan yang tidak besar, tapi bisa dilakukan siapa saja.

Jumlah simpatisan kelompok radikal Islam MIB diperkirakan mencapai 200 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan mereka mempunyai agenda untuk melakukan teror setiap enam bulan sekali.

"Mereka punya agenda rutin sebenarnya. Sebab, didoktrin kalau tidak melakukan teror akan menjadi kafir dan murtad," ungkap Chaidar beberapa waktu lalu. [rus]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya