Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (13)

Spiritual Contemplations: Penderitaan Itu Nikmat

JUMAT, 19 MEI 2017 | 09:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

MANUSIA tidak pernah menghendaki dirinya dilahirkan tetapi kelahiran tidak bisa di­tolak. Konsekwensi kelahiran adalah kehidupan dan setiap kehidupan tidak pernah sunyi dari penderitaan (saffering), karena kelahiran itu sendi­ri adalah penderitaan. Tidak akan pernah ada orang yang bebas dari penderitaan, meskipun tidak ada pula orang terbebas dari kebahagiaan. Tidak ada orang yang menangis setiap hari seperti juga tidak per­nah ada orang ketawa setiap hari. Tangis bukan monopoli orang miskin dan tawa bukan monopoli orang kaya. Tawa dan tangis tidak mengenal kelas sosial. Istilah Al-Quran dengan indah melukiskan kehidupan ini dengan: Wa tilkal ayyam nudawilu­ha bainan nas ("Dan masa (kejayaan dan penderi­taan) itu, Kami pergilirkan di antara manusia"/Q.S. Ali ‘Imran/3:140).

Ajaran Hindu memandang kehidupan ini seba­gai karmaphala, yakni kehidupan ini merupakan rangkaian kejadian masa lalu yang menjanjikan kebahagiaan dan penderitaan. Karma yang men­dorong anak manusia menjalani kehidupannya yang tiada akhir. Semenjak lahir manusia akan bergelut dengan penderitaan, karena kelahiran itu sendiri adalah penderitaan. Pandangan yang mirip dalam agama Budha yang menganggap hidup ini adalah shangsara (sensara). Kehidu­pan di dunia ini adalah fatamorgana yang me­nyilaukan mata dengan berbagai ancaman pen­deritaan. Kedua agama ini seolah menganggap hidup ini "nasib" penuh penderitaan yang harus dijalani manusia. Bahasa berbeda dikonsepsikan di dalam agama-agama anak cucu Nabi Ibrahim (Abrahamic Religion), seperti Yahudi, Nashrani, dan Islam, yang memandang kehidupan di dun­ia ini sebagai panggung sandiwara (la'ib) yang penuh dengan tipu muslihat. Pandangan eskatol­ogis Islam menganggap dunia ini bukan tempat untuk meraih kesenangan paripurna, melainkan tempat untuk bersusah payah "menanam" untuk dipanen di hari keabadian akhirat.

Meskipun manusia diselimuti dunia penderitaan tetapi manusia dikaruniai kecerdasan berlapis (in­telektual, emosional, dan spiritual). Orang yang mampu menggunakan kecerdasan ini bisa men­gubah penderitaan menjadi kenikmatan. Orang-orang yang cerdas memiliki kekuatan untuk sur­vive, tidak mau kalah, tunduk, dan mengalah dengan penderitaan. Dengan kecerdasan itu ma­nusia berani dan optimis menghadapi rintangan, tantangan, problem, dan penderitaan, sehingga tampil jadi pemenang. Sebaliknya orang yang tidak menggunakan kecerdasannya ia akan berke­cil hati, tampil setengah jadi, bahkan frustrasi dan putus asa, sehingga ia tampil kalah dan menjadi pelanggan penderitaan tiada akhir.


Orang-orang cerdas selalu menikmati pender­itaan. Ia akan selalu bangkit bila terjatuh, dengan keyakinan sejarah belum berakhir. Ia akan tampil bagaikan Arjuna dalam mitologi perang Mahab­harata. Ketika ia menghadapi musuh dengan jumlah pasukan yang lebih besar dengan kekua­tan yang lebih hebat, maka nyali Arjuna menja­di ciut. Pikirannya berjalan dan menyimpulkan mustahil akan menang menghadapi musuh be­sar dan kuat itu. Turning point terjadi ketika Ar­juna mengolah kecerdasannya, tiba-tiba beraku­mulasi sebuah spiritual power yang luar biasa, sehingga ia mampu "mengamuk" dan menak­lukkan musuh-musuhnya. Hal yang sama juga terjadi ketika Nabi Muhammad Saw dikepung musuh-musuhnya di Perang Badar, tiba-tiba ia bersama kekuatan kecilnya memperoleh spiritu­al empowering, dalam istilah Al-Qur'an junudan lam tarauha (tentara tak terlihat), maka pasukan Nabi mampu menaklukkan musuh super power-nya dengan penuh keajaiban. Siapapun yang ingin mengakses The Spiritual Power dekatlah dengan Tuhan. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya