Berita

Politik

MUI Sayangkan Aksi Bela Ahok Berujung Separatisme

RABU, 17 MEI 2017 | 09:55 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Gerakan Minahasa Merdeka muncul seiring gelombang para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menolak vonis 2 tahun penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada Ahok. Aksi ini muncul seiring merebaknya aksi bakar lilin di sejumlah daerah.

Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fahmi Salim menyayangkan gerakan separatis ini. Ia menduga ada korelasi antara aksi bakar lilin para pendukung Ahok dengan gerakan separatis dan makar di sejumlah daerah di Indonesia.

"Kita cukup menyayangkan aksi seperti itu. Kan semua sudah sepakat untuk menghormati keputusan sidang, lalu sebagian mereka itu terang-terangan mendeklarasikan untuk memisahkan diri dari NKRI, kan bahaya," kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/5).


Ia juga menyebut bahwa aksi tersebut telah mematahkan tuduhan makar dan anti kebhinnekaan yang selama ini disematkan pada aksi umat Islam atau bela Islam. Sebab, kata dia, ternyata para pendukung Ahok yang justru terang-terangan mendeklarasikan untuk memisahkan diri dari NKRI.

"Mereka layak disebut untuk pengkhianat bangsa. Apalagi, mereka meminta bantuan internasional untuk menganulir keputusan sidang," pungkasnya.

Dia pun berharap, semua pihak dapat kembali pada kiprahnya masing-masing, yaitu okus membangun bangsa Indonesia untuk lebih baik dan jangan pernah lagi terjebak pada jargon-jargon yang menyebut 'jika tidak membela Ahok berarti tidak adil, tidak Pancasila'.

"Karena jargon tersebut menyesatkan dan harus segera diluruskan," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian secara tegas menyebut gerakan ini sebagai ancaman kepada keutuhan NKRI. Tito secara khusus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi mempertentangkan masalah primordialisme kesukuan dan keagamaan. 

"Karena para pemimpin pendiri bangsa kita dari 1928-1945 sudah menepikan, meminggirkan, perbedaan itu jadi bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Bangsa yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa,” tegas Tito di aula Asrama Haji, Jalan WR Supratman, Kota Palu, Sulawesi Tengah, beberapa hari lalu. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya