Berita

Net

Nusantara

Gappmi Ingatkan Pemerintah Lebih Perhatikan Kepentingan Nasional

KAMIS, 11 MEI 2017 | 21:02 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diminta segera membenahi mekanisme arus keluar barang impor yang sudah masuk pelabuhan. Agar barang yang sudah masuk benar-benar memiliki standar sekaligus terjamin dari sisi keamanannya. Selain itu, agar industri dalam negeri lebih terlindungi dari produk-produk impor.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, pemerintah seharusnya bisa lebih mendahulukan bahan baku untuk keluar pelabuhan karena digunakan demi mendukung proses industri di dalam negeri. Artinya, ada proses memilah sebelum barang keluar dari pelabuhan.

"Percepatan impor dan penyederhanaan proses impor harus lebih diutamakan bahan baku. Meskipun secara regulasi tidak bisa ada diskriminasi, namun bisa dibuat jalur berbeda antara bahan baku dan barang jadi," jelasnya kepada redaksi, Kamis (11/5).


Menurut Adhi, hingga saat ini, industri sektor makanan dan minuman lebih mampu menahan gempuran produk impor. Kalaupun ada impor, nilai dan volumenya sangat kecil. Meski data Badan Pusat Statistik menyebut ada lonjakan barang konsumsi, hal itu tidak berlaku untuk sektor makanan minuman.

"Kalau sektor makanan minuman saya lihat memang tidak ada lonjakan," katanya.

Industri makanan minuman saat ini sudah menjadi tuan di dalam negeri, sehingga tidak khawatir dengan serbuan produk impor. Tak heran, produk impor jadi di sektor makanan minuman pun presentasinya sangat sedikit. Alhasil, jika konsumsi dalam negeri terus naik, didorong pertumbuhan ekonomi membaik maka industri makanan minuman dalam negeri siap memenuhi setiap kenaikan permintaan.

"Industri sangat siap karena makanan minuman ada filter rasa, selera, dan budaya. Sehingga relatif lebih sulit makanan minuman global menyerang masuk. Perkiraan impor makanan minuman jadi sekitar tujuh persen dari total peredaran dalam negeri," jelas Adhi.

Untuk itu, pelaku industri makanan minuman berharap pemerintah benar-benar memperhatikan dan menerapkan perlindungan. Sekaligus juga menghilangkan berbagai hambatan yang memberatkan pengusaha, mulai dari regulasi, birokrasi hingga masih besarnya suku bunga.

"Suku bunga, regulasi yang kurang kondusif. Memang ada deregulasi tapi ada juga regulasi baru, misal soal sertifikasi halal, wacana cukai ke industri hingga pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor bahan baku kemasan plastik Polythelen Terephalate (PET), dan lain-lain," beber Adhi.

Dia berharap, pemerintah benar-benar memperhatikan masukan industri dan bisa bersinergi. Sudah seharusnya pemerintah benar-benar membuktikan keberpihakannya pada industri nasional. Kebijakan impor harus disinergikan dengan dukungan nyata pada industri sebagai sektor penyerap tenaga kerja besar. Impor jangan lagi dimaknai membuka pintu untuk semua barang leluasa masuk.
 
"Pemerintah harus lebih meningkatkan koordinasi dengan menjadkan national interest dan daya saing di pasar global sebagai pedoman," demikian Adhi. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya