Berita

Rokhmat S Labib/Net

Wawancara

WAWANCARA

Rokhmat S Labib: Banyak Parpol Yang Anggotanya Korupsi, Kenapa Organisasinya Tak Dipermasalahkan

RABU, 10 MEI 2017 | 09:16 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah berencana membubarkan organisasi ke­masyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam waktu dekat ini pemerintah akan menempuh prosedur hukum pembubaran HTI melalui pen­gadilan. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjelaskan, alasan utama HTI dibubarkan lantaran dinilai dapat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menanggapi langkah Menko Wiranto, berikut ini penuturan Ketua DPP HTI, Rokhmat S Labib;

Pemerintah berencana membubarkan organisasi yang Anda pimpin?

Tentu menyesalkan, bahkan menolak keras. Karena kita sudah berdakwah puluhan tahun, selama itu tidak ada masalah. Kegiatan kita selalu damai, santun dan tidak melanggar hu­kum, karena yang kita lakukan semata-mata hanya dakwah. Lalu kenapa itu dipersoalkan? Apalagi dalam tudingannya, HTI dibilang tidak berperan aktif dalam pembangunan neg­eri. Nah pertanyaan saya, kalau berdakwah itu baik enggak sih? Dakwah itu kan mengajak orang kepada kebaikan.

Tentu menyesalkan, bahkan menolak keras. Karena kita sudah berdakwah puluhan tahun, selama itu tidak ada masalah. Kegiatan kita selalu damai, santun dan tidak melanggar hu­kum, karena yang kita lakukan semata-mata hanya dakwah. Lalu kenapa itu dipersoalkan? Apalagi dalam tudingannya, HTI dibilang tidak berperan aktif dalam pembangunan neg­eri. Nah pertanyaan saya, kalau berdakwah itu baik enggak sih? Dakwah itu kan mengajak orang kepada kebaikan.

Alasan lain pembubaran HTI juga lantaran dinilai tidak men­gakui Pancasila sebagai dasar negara. Apa benar seperti itu?
Nah itu, mengakui itu, men­gakui apanya? Mengakui fak­tanya. Faktanya adalah yang sekarang diterapkan. Kita tidak hanya mengakui, namun mener­apkan. Kita taat pada hukum dan undang-undang yang berlaku. Sekarang kalau mau bicara itu, banyak organisasi yang melang­gar hukum.

Maksudnya...
Ya ada (saat) pilkada berujung pada kerusuhan, kenapa kok enggak dipermasalahkan induk organisasinya. Sekarang berapa banyak partai poltik yang ang­gotanya korupsi. Pertanyaan saya itu melanggar hukum atau tidak? Mengapa tidak pernah dipermasalahkan organisasinya. Bahkan seorang anggota parpol mengungkapkan alasan dia korupsi karena uang gajinya itu habis buat organisasi. Itu kan berarti pemicunya organisasi. Nah sekarang mana yang lebih dipercaya? Katanya cinta NKRI, NKRI harga mati, Pancasialis, tapi nyatanya korupsi. Sementara HTI tidak pernah melakukan pelanggaran undang-undang. Sekarang lebih percaya mana kalau seperti itu? Apakah anda masih percaya kalau mereka itu Pancasialis. E-KTP berapa triliun itu (yang dikorup) baru satu yang terungkap. Kenapa itu enggak dipersoalkan, kenapa mereka enggak disebut anti-Pancasila. HTI enggak pernah ambil satu sen pun uang negara, meras uang orang juga nggak. Kerusuhan ng­gak pernah, demo bersih.

Gagasan HTI yang ingin menerapkan khilafah di Indonesia itulah yang diper­soalkan...
Gagasan kok dipermasalah­kan, lho gagasan mengajak untuk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) aja tidak dipenjara. Mengapa mengajak ke LGBT tidak diper­soalkan, giliran kita mengajak melalui pidato dipermasalahkan. Apa syariat itu buruk? Khilafah itu menerapkan syariat Islam. Pertanyaannya syariat Islam itu bahaya atau tidak?

Soalnya ada anggapan ka­lau khilafah diberlakukan di Indonesia maka NKRI akan bubar...
Itu omongan orang yang me­nakut-nakuti. Seperti menakut-nakuti listrik. Saudara-saudara kalau listrik masuk rumah kamu, nanti kesetrum, mati. Kira-kira kamu tolak enggak itu listrik. Lihatlah listrik itu memberikan manfaat yang sangat besar buat manusia.

Lalu apakah Anda melihat pembubaran ini sebagai upaya untuk menghilangkan wacana khilafah yang selama ini di­gaungkan HTI?
Ini upaya untuk menghadang dakwah. Maksudnya, seka­rang ini kan pemerintah banyak masalah. Utangnya banyak, listrik dinaikan, BBMnaikan, Freeport dibiarkan. Pertanyaan saya, sekarang siapa yang pal­ing sering mendemo kebijakan pemerintah yang dinilai meny­engsarakan rakyat? Yang men­gaku-aku NKRI itu pada demo nggak? HTI demo nggak? HTI demo. Saya khawatir ini bagian agar pemerintah atau penguasa melakukan kebijakan tanpa ada kritik, tanpa ada koreksi. Kalau sampai itu terjadi, ini akan men­jadi negara fasis.

Bukankah pembubaran Hizbut Tahrir tidak hanya terjadi di Indonesia, banyak juga di negara lain...

Harus tahu, negara-negara yang membubarkan (Hizbut Tahrir, red) itu seperti apa. Uzbekistan itu negara Islam karimov. Mereka itu negara komunis, mereka memang memusuhi Islam. Tapi meskipun negara lain melarang, kan kegiatannya enggak dilarang, hanya mereka tidak tercantum. Di Belanda jalan, Amerika, Inggris, Australia jalan. Itu yang justru kita persoalkan.

Lantas seharusnya ba­gaimana dong pemerintah bersikap?
Cobalah bersikap konsisten, selama ini kan selalu bilang Indonesia milik kita, kita sendiri yang menentukan, kita punya Bhinneka Tunggal Ika. Lho kenapa urusan begini mengikuti negara lain.

Sebenarnya khilafah itu menjadi tujuan mutlak HTI atau sekadar wacana saja?
Dakwah adalah mengajak. Mengajak saudara-saudara, menerapkan hukum Allah ada­lah kewajiban, marilah kita terapkan. Kalau ada yang nggak mau ya silakan, kita tidak pernah memaksa. Kemudian itu tidak pernah berakibat pada percek­cokan fisik. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya