. Janji Gubernur DKI terpilih versi hitungan cepat Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk membatalkan proyek reklamasi teluk Jakarta, terancam batal.
Pasalnya, reklamasi merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan di ibukota. Hal itu dikatakan pakar bioteknologi lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali.
"Permasalahan ibukota itu multidimensi. Ada ancaman banjir, problem kependudukan dan daya dukung lingkungan. Masalah ketimpangan kualitas wilayah, termasuk kualitas Teluk Jakarta yang terus menurun, yang memerlukan solusi," tutur Firdaus Ali kepada wartawan, Kamis malam (27/4).
Menurut Firdaus, reklamasi sangat penting dan mendesak bagi ibukota. Apalagi, perencanannya sudah dilakukan sejak lama.
"Sejak direncanakan di era sembilan puluhan, hingga saat ini, baru sebagian kecil yang terwujud," papar Direktur Indonesia Water Institute (IWI) itu.
Firdaus berharap, pergantian kepemimpinan di ibukota tidak membuat realisasi reklamasi menjadi tertunda. Bahkan, dia optimis Anies-Sandi akan melihat permasalahan ini dengan cermat. Serta bisa memiliki visi yang sama dengan pemerintah. Khususnya dalam mencari solusi tepat dan cepat untuk ibukota yang berkembang sangat pesat.
"Melihat latarbelakang keduanya (Anies-Sandi), saya cukup yakin pemimpin baru Jakarta akan melanjutkan reklamasi," ujar Firdaus optimis.
Hal senada juga sempat disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, Anies-Sandi pada saatnya nanti akan mengerti bahwa proyek reklamasi ini sangat penting dan tak perlu dihentikan.
"Saya kira, setelah lihat datanya dari hasil penelitian tentu akan datang dengan pikiran lebih jernih. Kita bicara untuk kepentingan nasional. Kepentingan Jakarta. Karena penurunan kota Jakarta itu tiap tahun bisa 17,5 cm sampai 23 cm di beberapa tempat," ucap Luhut.
Sementara itu, Ketua Indonesian Land Reclamation & Water Management Institute Sawarendro mengatakan, reklamasi merupakan hal yang lazim diterapkan di berbagai negara. Seperti Singapura, Dubai, Hongkong, Jepang, Korea hingga Tiongkok. "Negara-negara itu sukses melakukan reklamasi," timpal Sawarendro.
Sawarendro berpendapat, teknologi saat ini sudah semakin canggih. Ekologi dan reklamasi bukan lagi hal yang terpisah. "Saat ini, dengan strategi perencanaan dan pengendalian yang tepat, reklamasi bisa membantu untuk mendukung kondisi lingkungan yang lebih baik," urai Sawarendro.
Karena itu, lanjut Sawarendro, semakin banyak pengambil kebijakan di berbagai negara memanfaatkan reklamasi untuk membangun tanah airnya. "Selain memperluas wilayah, reklamasi dapat membuat lahan yang tidak produktif menjadi bermanfaat," pungkasnya.
[rus]