. Kekayaan alam dan budaya Indonesia yang beraneka ragam sekaligus luasnya wilayah laut seharusnya membawa pengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat.
Demikian disampaikan akademisi hukum dari Universitas Bung Karno, Azmi Syahputra menyaksikan potensi Nusa Tenggara Timur. Azmi berkunjung ke NTT pada 21 sampai 28 April.
Selain itu, kata Azmi, kedatangan wisatawan juga menjadi alternatif promosi berkait sumber kekayaan Tanah Air maupun keunikan yang khas di Indonesia kepada dunia.
Namun, lanjut dia, jika tida diantisipasi pertumbuhan pariwisata juga dapat menimbulkan faktor ancaman bagi kelestarian alam Indonesia.
"Kualitas air dan tanah yang kian menurun, terganggunya ekosistem flora dan fauna, serta berubahnya sikap masyarakat Indonesia dalam memandang budaya dan lingkungan sosialnya adalah sederetan kecil pengaruh yang timbul akibat pertumbuhan pariwasata yang harus dibentengi," ucap Azmi.
Soal NTT dan juga mungkin daerah lain, ada kendala dimana urusan pemerintah daerah hanya dibatasi 12 mil dari pemukaan laut. Setelah itu menjadi urusan pemerintah pusat.
Menurut Azmi, ini adalah kendala besar dan masalah besar sehingga daerah malah cendrung mengabaikan dan kurang maksimal merawat dan mengelola kekayaan dan potensi laut bangsa Indonesia.
"Seharusnya kekayaan alam yang ada di Indonesia filosofinya harus dapat menjaga wilayah seluruh Indonesia. Ini yang hilang dalam konsep demokrasi perekonomian bangsa," imbuhnya.
"Karenanya ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat untuk memperhatikan kawasan kemaritiman dan daerah kepulauan dengan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih efektif agar Indonesia dapat menjadi kawasan poros maritim dunia," pungkas Azmi menambahkan.
[rus]