Berita

Hukum

Martimus Amin: Panggilan Habib Rizieq Dan Istrinya Puncak Kengawuran Hukum

KAMIS, 27 APRIL 2017 | 21:24 WIB | LAPORAN:

Penyelidikan atas kasus percakapan dan chatting Firza Husein yang dikait-kaitkan terhadap Ketua FPI Habib Rizieq Syihab (HRS), dipandang sangat tidak umum jika dilihat dari kacamata hukum.

Penggiat politik dan hukum dari The Indonesian Reform, Martimus Amin menjabarkan sejumlah alasan. Pertama, konten audio percakapan dan chatting diupload dan tersebar melalu siitus baladacintarizieq.

"Sudah bisa ditebak dari nama situs saja memang sengaja dibuat untuk maksud  tertentu. Skenario mendiskreditkan dan mengkriminalisasikan HRS. Infonya pemilik situs adalah warga keturunan yang rasis dan sangat anti pribumi," jelas Amin.


Kedua, lanjut dia, menyangkut asal konten dan diupload oleh situs tersebut.

"Pertanyaan menarik dapat kita korek dari keterangan Firza sewaktu pemeriksaan dirinya terkait kasus dugaan makar, hp (handphone-nya) disita oleh aparat kepolisian. Setelah dikembalikan barulah konten tersebar via situs baladacintarizieq," ujarnya.

Kemudian apa hubungan dengan HRS?  Ia menilai aneh hanya sekedar percakapan dan audio tidak jelas bahkan diduga hasil rekayasa, serta disebarkan orang lain, tapi justru HRS dan istrinya dipanggil oleh kepolisian dan diancam ditersangkakan.

"Peristiwa dan delik pidana apa diperbuatnya?" tegas Amin.

"Apakah penegakan hukum sejak dipimpin presiden Jokowi sudah sedemikian ngawur," tanyanya lagi.
 
Menurut dia, sebetulnya panggilan terhadap HRS dapat ditebak dengan mudah. Kesemua ini terkait dengan sikap HRS yang tetap istiqomah menuntut Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama dipenjarakan dalam kasus menista agama.

"Dengan melalui pemeriksaan kasus ini polisi sengaja ingin mengganggu psikologi HRS dan keluarganya. Dengan kata ingin mempermalukan ke publik dan membuat keharmonisan rumah tangganya berantakan," tengarainya.

Ketimbang fokus kasus Firza, lanjut dia, kepolisian seharusnya bertindak mengusut video SARA Ahok yang jelas-jelas berpotensi memecah belah NKRI. Juga terhadap Steven Hadisurya Sulistyo yang begitu sadis menghina pribumi termasuk polisi dengan sebutan 'Tiko' alias tikus got.

"Meski kita hidup di era kemerdekaan tetapi kenyataannya seperti di zaman penjajahan Belanda saja," cetusnya.[wid]
 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya