Indonesia jadi negara kedua yang ditawarkan Asia BackOffice Associates (BOA) terkait salah satu produknya, Data Stewardship Platform (DSP).
Sebuah solusi bagi perusahaan atau pemerintah dalam pengelolaan dan migrasi data.
Target jangka pendeknya, lima perusahaan di Indonesia sudah menggunakan DSP, hingga akhir tahun 2017.
"Untuk Asia kita sudah punya klien di Filipina. Indonesia negara kedua yang yang kita tawarkan. Target lnya, 4-5 perusahaan sampai akhir tahun (2017)," ujar CEO BackOffice for Asia Pasifik, Jepang dan Timur Tengah, Krish Datta saat meluncurkan produk tersebut di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis (27/4).
Fitur DSP, lanjutnya, merupakan platform pengelolaan data end-to-end yang memungkinkan perusahaan global untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang penting. Sekaligus memahami bagaimana data berdampak pada operasi bisnis. Sehingga, hasilnya menjadi langkah penting dalam memahami nilai membangun dan memelihara kualitas data.
"Jadi, DSP hadir untuk memvalidasi sekaligus melakukan migrasi data dengan kualitas dan sistem kelola yang baik. Artinya, data yang ada akan disortir. Mana data yang betul-betul penting dan tidak, baru atau lama. Serta menentukan siapa yang boleh pakai, siapa yang tidak," papar eks Managing Director SAP Indonesia.
DSP juga menyediakan informasi tata kelola melalui migrasi data, pengarsipan, kualitas, analisis, pengelolaan data master, dan tata kelola proses bisnis.
Hal ini membantu perusahaan merancang, menetapkan, melaksanakan, dan menerapkan kebijakan data di semua data dan sistem dalam suatu organisasi.
"Dengan menciptakan lingkungan yang berkolaborasi, akan menghubungkan pengguna TI dan bisnis. Kemudian, DSP memungkinkan perusahaan memperbaiki tata kelola ekosistem data mereka. Terlepas dari aplikasi atau sistem hilir yang digunakan," jelas Datta.
Menurut Datta, Indonesia sedang berada dalam fase pertumbuhan ekonomi yang baik. Selain itu, memiliki sejumlah organisasi yang berkembang secara regional. Serta mengalami pertumbuhan dan kompleksitas yang luar biasa dalam datanya.
Bagi banyak perusahaan tersebut, lanjutnya, ada dorongan untuk beralih ke teknologi cloud dan terlibat dalam pelaporan real-time. Melintasi lanskap TI heterogen, mempercepat kebutuhan mereka untuk memastikan kumpulan data akhir dari awal sampai akhir.
"Indonesia saat ini sedang dalam tahap adopsi dan kematangan TI. Saat pasar membutuhkan yang user-friendly, solusi komprehensif untuk pengelolaan data yang andal serta memberikan output yang terjamin untuk pengguna TI dan bisnis. Saya senang melihat kami membawa solusi DSP ke pasar pada saat yang tepat," pungkasnya.
[wid]