. Musibah kebakaran serta kerugian yang ditimbulkannya masih sering mencemaskan masyarakat, terlebih bagi mereka yang tinggal di perkampungan padat penduduk.
Penyebab terjadinya musibah kebakaran selama ini karena beberapa faktor, salah satunya akibat kelalaian saat menggunakan peralatan yang rawan dan rentan terhadap bahaya kebakaran, seperti listrik dan kompor gas. Selain kelalaian tersebut, tidak kalah pentingnya adalah upaya penanganan terhadap kebakaran itu sendiri saat terjadinya musibah.
Atas dasar itu prajurit dari Kodim 0716/Demak mengggelar simulasi tentang tata cara mengatasi atau mengantisipasi terhadap terjadinya bahaya kebakaran yang dimungkinkan akan terjadi di wilayah perkantoran, perumahan, perkampungan, termasuk hutan. Simulasi bertempat di Makodim 0716/Demak Jl. Kyai Singkil No 01, Kelurahan Bintoro, Demak, Jawa Tengah, Rabu (26/4).
"Maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran sekaligus sebagai petunjuk tentang cara bagaimana mengatasi dan menangani musibah kebakaran yang terjadi secara benar, sehingga tidak terjadi kesalahan prosedur penanganan yang justru dapat menimbulkan dampak kerugian yang lebih besar," kata Pasi Pers Kodim 0716/Demak Kapten Inf Bambang S dalam rilis Pendim 0716/Demak sesaat lalu.
Simulasi tentang tata cara mengatasi atau mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran ini dalam rangka menyemarakkan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2017.
Ia menjelaskan, selama ini musibah kebakaran terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan oleh alam maupun manusia. Kebakaran yang disebabkan oleh alam diantaranya petir, gempa bumi, gunung meletus serta panas matahari, sedangkan yang disebabkan oleh manusia diantaranya karena disengaja seperti pembalakan liar, kelalaian karena lupa mematikan tungku pembakaran, membuang puntung rokok sembarangan, merokok di dekat pengisian bahan bakar dan seterusnya.
"Yang tak kalah sering terjadi adalah kebakaran karena penggunaan peralatan rumah tangga, untuk itu, kita harus selalu waspada, khususnya terhadap penggunaan barang-barang keperluan rumah tangga yang rentan terhadap bahaya kebakaran, seperti listrik, kompor gas, dan peralatan lainnya," tegas Kapten Bambang.
Ditambahkannya, tujuan jangka panjang dari simulasi pencegahan bahaya kebakaran ini adalah adanya kebersamaan untuk melaksanakan pengawasan terhadap segala potensi-potensi kebakaran, serta secara bersama-sama saling mengingatkan dan menyediakan sarana pemadam kebakaran aktif maupun pasif di area yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran.
"Dengan demikian pencegahan secara dini akibat bahaya kebakaran dapat terlaksana dengan baik," pungkas Kapten Bambang.
[rus]