Novel Baswedan, penyidik senior KPK disiram air keras setelah shalat subuh berjamaah di masjid sekitar rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4).
"Ini merupakan tindakan sangat biadab dan disinyalir tidak lepas dari persoalan kasus korupsi besar yang sedang ditangani oleh KPK, yakni kasus e-KTP dan skandal Sumber Waras," tegas Ketua Progres 98, Faizal Assegaf dalam keterangannya, siang ini.
Faizal melanjutkan, selama koruptor kakap yang terlibat dalam kedua kasus tersebut tidak segera ditangkap, maka dikhawatirkan akan muncul teror susulan yang dapat memicu kemarahan rakyat.
Selain itu, kasus teror kepada Novel Baswedan patut dicurigai bermotif politik terkait dengan memanasnya Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Novel Baswedan adalah sepupu Anies Baswedan dan dikenal kedua pihak sangat akrab.
Seperti diketahui, kasus e-KTP dan skandal Sumber Waras telah menjadi isu panas jelang Pilgub DKI.
"Baik secara hukum maupun politik, para aktor yang diduga terlibat dalam dua kasus tersebut merupakan rival politik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno," ujar Faizal.
Dengan munculnya teror pada penyidik KPK Novel Baswedan, menurut dia, semakin menunjukan bahwa hukum di negeri ini telah dikuasai oleh koruptor kelas kakap.
Di sisi lain, lambannya penuntasan kasus e-KTP dan Sumber Waras oleh KPK untuk menyeret aktor utama, kata dia, kian memperjelas bahwa lembaga antirasuah itu telah tersandera oleh tangan-tangan jahat yang berkuasa.
Terlebih sikap rezim Jokowi tampak tidak serius mendorong KPK untuk menuntaskan kasus e-KTP dan lebih khusus skandal Sumber Waras yang diduga melibatkan petahana Gubernur Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
[ian]