Berita

Syafii Ma'arif/net

Pertahanan

Buya Syafii: Kita Harus Waspada Teologi Maut!

SABTU, 08 APRIL 2017 | 12:47 WIB | LAPORAN:

Pemerintah harus terus mewaspadai "teologi maut" yang muncul di tengah masyarakat Indonesia.

Tokoh Islam di Indonesia, Syafii Ma'arif atau Buya Syafii, menjelaskan yang dimaksud teologi maut adalah ajaran "berani mati tapi tidak berani hidup".

Ia menyebut teologi maut lahir dari situasi kesenjangan sosial yang makin tajam. Ditambah lagi, budaya korupsi dan penggunaan narkoba yang menggila.


"Saya khawatir teologi maut itu dapat menjadi awal dari hancurnya negara-negara Islam, termasuk Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia," katanya dalam diskusi bertajuk "Indonesia di Persimpangan: Negara Pancasila Vs Negara Agama", di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Sabtu (8/4).

Dia menilai kesenjangan ekonomi yang demikian besar di Indoesia bisa dimanfaatkan oleh para pengusung teologi maut. Mereka akan mengajak masyarakat untuk tidak lagi memikirkan kehidupan dunia dan sepenuhnya berserah diri kepada agama dengan cara yang salah.

"Mereka menderita, lalu mereka diajak ke Tuhan, dan berkembang suatu teologi 'di luar kami salah, di luar kami halal darahnya'," jelasnya.

Orang-orang pengusung teologi maut mempunyai kemampuan indoktrinasi sangat kuat sehingga mudah mempengaruhi orang lain.
‎
"Topeng-topeng itu bisa memukau rakyat miskin, rakyat terlantar," imbuhnya.

Untuk menghalau doktrin "topeng" itu, pemerintah harus menggunakan Pancasila sebagai tameng. Teologi maut hanya bisa ditangkal bila masyarakat Indonesia memegang teguh ideologi Pancasila. Selain itu, aparat penegak hukum juga harus menindak tegas orang-orang yang sengaja mempengaruhi masyarakat untuk menghancurkan negara.

"Saya beberapa kali kirim SMS ke Kapolri. Negara tidak boleh kalah. Negara tidak boleh kalah," tegas Buya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya