Berita

Suhardi Alius/Humas BNPT

Pertahanan

BNPT Rangkul Anak Muda Kreatif Lawan Radikalisme

KAMIS, 23 MARET 2017 | 10:20 WIB | LAPORAN:

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak pernah sendiri menggalang sinergi dengan berbagai pihak dalam menjalankan program penanggulangan terorisme.

Langkah itu bagian dari upaya paripurna BNPT untuk membendung dan melawan radikalisme dan terorisme di Indonesia.

"Kami memang harus paripurna melawan radikalisme dan terorisme. Kalau sendiri-sendiri kita tidak akan pernah selesai menanggulangi radikalisme dan terorisme. Kalau kita paripurna, upaya kita akan mempunyai high impact (dampak besar)," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius saat membuka Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas di Jakarta, tadi malam.

Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas ini diikuti 200 peserta. Mereka terdiri dari 100 pimpinan redaksi dari situs moderat, 50 admin dan penulis, serta 50 perwakilan Organisasi Kepemudaan.

Sebagai perwujudan dari upaya penanggulangan paripurna itu, lanjut Suhardi, BNPT telah menjalankan berbagai program pencegahan. Khusus untuk membendung dan melawan propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya, BNPT telah bersinergi berbagai media dari 61 lembaga pemerintah untuk menyatukan dan menyamakan persepsi dalam menghadapi ancaman tersebut.

Di samping itu, BNPT juga terus mencari solusi-solusi cerdas lainnya.

Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, tahun lalu, BNPT sudah mengemas dan mengumpulkan sekitar 600 netizen yang memiliki follower banyak. Mereka adalah para anak muda kreatif mulai blogger, ahli IT, dan Desain Komunikasi Visual (DKV).

"Mereka anak muda kreatif. Kenapa? Karena kita berhadapan propaganda radikaisme dan terorisme sasarannya sebagian besa r generasi muda. Artinya kita berhadapan dengan anak muda. Kalau kita pakai bahasa kita, orang dewasa, tentu tidak akan masuk karena preferensinya berbeda. Tapi kalau mereka mengajak teman seumur atau seusia itu akan lebih efektif," papar Suhardi.

Pada kesempatan itu, mantan Kapolda Jawa Barat ini juga mengajak para peserta workshop untuk bersama memerangi propaganda radikalisme dalam bentuk apapun, sebagai agent of change atau agen perubahan. Tugasnya adalah mengajak anak muda se-Tanah Air bersatu padu menghadapi konten radikal yang berisi kekerasan dan terorisme.

"Anak muda bisa menyampaikan pesan-pesan damai dengan bahasa gaul. Itu akan lebih efektif sehingga masyarakat, terutama generasi muda punya daya tangkal terhadap ancaman paham kekerasan itu yang membuat kita lupa dengan budaya bangsa sendiri," tutur Suhardi Alius.

Langkah BNPT dalam menggalang sinergi dengan media OKP dan Ormas didukung penuh oleh Ketua Rois Aam PBNU dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'ruf Amin.
 
"Workshop ini sangat penting karena salah satu pintu dalam mempengaruhi dan meracuni masyarakat oleh pelaku radikalis terorisme melalui dunia maya," ujar Kiai Ma'ruf.

Ia berharap dengan adanya workshop ini nanti ada rumusan bagaimana pencegahan bisa dilakukan, supaya masyarakat, terutama generasi muda bisa dilindungi dari radikalisme.

"Saya kira tepat yang dilakukan BNPT dengan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah, ormas, OKP, dan lain-lain untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Dengan bersama kita pasti akan lebih mudah," pungkasnya.[wid]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Masuk Komite III DPD, Komeng Bakal Perjuangkan Hari Komedi Nasional

Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:04

Kadis Pendidikan Polman Diduga Arahkan Guru Dukung Paslon Tertentu di Pilkada

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:57

KPU Harusnya Beberkan Rekam Jejak Dewan Bukan Umur

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:53

IKI Indonesia Naik ke Level 52,48 per September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:47

Iran Tolak Kirim Tentara ke Lebanon, Optimis Hizbullah Kuat Lawan Israel

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:46

Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Sepak Bola Nasional Makin Maju

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:44

Fokus Perjuangkan Hari Komedi, Komeng Ogah Jadi Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:20

Kekayaan Melonjak, Mark Zuckerberg Resmi Gabung Klub 200 Miliar Dolar Bareng Elon Musk

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:18

BPOM Ancam Cabut Izin Kosmetik Overclaim, Influencer Juga Bakal Dipanggil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:07

Korban Banjir Nepal Tembus 193 Orang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya