Berita

Foto/Net

Politik

MOBIL NEGARA SBY

Sekjen Demokrat: Retorika Kepala Sekretariat Presiden Keliru Dan Membuat Pilu

RABU, 22 MARET 2017 | 10:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Baru saja negeri ini disejukkan dengan pertemuan antara Presiden Jokowi dan mantan Presiden SBY di Istana Presiden Jakarta. Namun, kini ada pihak-pihak yang diduga ingin mengganggu hubungan baik Jokowi-SBY tersebut.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala yang memberikan statement bahwa SBY meminjam "mobil negara" kepresidenan, itu keliru dan membuat pilu.

"Medsos kini ramai tdk beraturan, kembali hadir bnyk caci stlh pemberitaan ini. Apa yg dikehendaki oleh narasumber maupun penulis berita?" kata Hinca lewat akun twitternya, @hincapandjaitan yang diupload tadi malam.


Pernyataan Hinca ini untuk meluruskan pemberitaan terkait "mobil negara" yang kini ada di tangan SBY. Sebelumnya, Djumala menyebut mobil kepresidenan tersebut adalah pinjaman.

Jelas dia, pemakaian kata dalam memberi statement perlu diperhatikan lebih baik lagi oleh pihak Istana untuk kedepannya. Ini penting dalam komunikasi publik. (Baca: Niat Baik SBY Pada Kenyataannya Dikecewakan)

Kembali kepada Djumala yang dalam konteks ini menjadi seorang sumber utama dalam pemberitaan yang beredar, Hinca menganggap Djumala mencoba beretorika.

Retorika sendiri berarti sebuah seni tutur kata yang mencoba menyampaikan pesan kebenaran kepada khalayak publik. Retorika (Aristoteles) harus memiliki tiga aspek pembuktian yakni logika (logos), etika (ethos) dan emosional (pathos).

Secara logika, retorika Djumala adalah keliru. Sebab hukum positif sudah mencatat bahwa negara wajib memberikan kendaraan kepeda mantan presiden. Secara etika, komunikasi yang tersampaikan kepeda publik justru menimbulkan bias dan distorsi, bahkan mengarah kepada fitnah.  Secara emosional, pernyataan Djumala tersebut memberikan emotional impact yang buruk kepada publik dengan lahirnya berbagai cacian kepada SBY.

"Oleh kerna itu retorika yg disampaikan djumala mengandung logical fallacy atau kesesatan berpikir. Tendensi utk menyudutkan SBY sangat jelas dalam pemberitaan yg sudah tersebar, oleh karenanya patut diperbaiki oleh istana," tegas Hinca. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya