Berita

Foto/Net

Nusantara

Kematian Patmi Preseden Buruk Bagi Presiden Jokowi

RABU, 22 MARET 2017 | 06:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Meninggalnya satu orang peserta aksi dari rombongan petani dari Pegunungan Kendeng yang melakukan protes atas pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, di depan Istana Presiden, sangat disesalkan.

Petani itu adalah seorang ibu rumah tangga bernama Patmi (48). Patmi meninggal Selasa dini hari (21/3), dimana sebelumnya, Senin, ia masih ikut aksi di depan Istana.

Patmi adalah salah satu peserta aksi yang ikut melakukan aksi semen kaki.


Analis Hak Azasi Manusia (HAM) dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga mengatakan meninggalnya peserta aksi tersebut menimbulkan preseden buruk bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Dikatakan preseden buruk karena ruang dialog yang dilakukan sebagai mediasi atas pembangunan pabrik semen tersebut tidak berjalan dengan maksimal.

"Para demonstran yang terdiri dari para petani yang terancam akan hak hidupnya sebagai petani mencari keadilan ke Istana untuk melaporkan langsung kepada Presiden, tetapi kurang ditanggapi," ujar Andy kepada redaksi, Rabu (22/3).

Seharusnya, lanjut Andy, Presiden Jokowi memveto izin pengusahaan tambang semen di Jateng yang dikeluarkan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dikarenakan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Kampung Kendeng tersebut terancam.

Dalam UU 39/2009 tentang HAM, tanggung jawab negara dalam menjamin hak untuk hidup sebagaimana dalam Pasal 9 UU HAM tersebut dan pasal 17 UU HAM dimana negara bertanggung jawab memenuhi Hak warganya atas memperoleh keadilan.

Ditambahkan Andy, aksi di Istana oleh petani tersebut dilakukan sebagai bentuk deadlock-nya jalur dialog dan komunikasi dengan aparatur negara di Rembang dan Jateng.

"Presiden Jokowi, kami minta untuk bersikap dan bertindak atas kasus yang menimpa para petani Kendeng tersebut," tukasnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya