Berita

Foto/Net

Bisnis

23 Perusahaan Bakal Melantai Di Bursa

Ada Swasta & Anak Usaha BUMN
JUMAT, 17 MARET 2017 | 09:27 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sebanyak 23 perusahaan siap untuk listing atau melakukan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Perusa­haan itu terdiri dari swasta dan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulis­tio merinci, dari total 23 perusa­haan, 14 perusahaan merupakan swasta. "Ada 14 lagi, yang su­dah di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya di Gedung BEI Jakarta, kemarin.

Sementara sisanya, kata Tito, 9 perusahaan merupakan anak usaha BUMN. Namun, perusa­haan tersebut hingga kini belum melapor ke OJK maupun BEI. "Ke kita (BEI) pun belum, tapi sudah proses. Tapi rata-rata rapi," kata dia.


Tito mengatakan, saat ini semakin banyak perusahaan berinisiatif untuk melakukan IPO. "Yang sekarang datang tiap hari. Lebih 140 yang mini expose banyak banget. Datanya Pak Samsul (Direktur Penilaian Perusahaan). Saya lupa ang­kanya," ungkapnya.

Ia menegaskan, BEI akan terus berupaya menambah emiten baru di pasar modal. Namun di satu sisi, kata Tito, BEI juga bakal melakukan bersih-bersih terh­adap emiten yang bermasalah.

Ia mengatakan, setidaknya ada 2 perusahaan yang tengah di perhatikan oleh BEI. Kedua pe­rusahaan tercatat itu berpotensi dihapus dari papan perdagangan atau delisting.

"Enggak banyak, kalau ng­gak punya niat baik cuma 1-2 emiten. Tapi memang bisnisnya lagi turun mau diapain. Kita beri kesempatan kalau enggak ada niat baik kita akan force delist­ing," tuturnya.

Sayangnya Tito enggan me­nyebutkan nama dari 2 emiten yang dimaksud. Namun sudah dipastikan kedua perusahaan tersebut sudah disuspensi mini­mal selama 2 tahun.

Tito menjelaskan, selain mini­mal disuspensi selama 2 tahun, emiten yang berpotensi di-delisting di antaranya tidak men­gumumkan laporan keuangan. Selain itu, emiten juga terancam delisting jika tidak membayar listing fee serta tidak pernah melakukan paparan publik (pub­lic expose).

"Kalau sudah tidak jalan lagi lebih baik delisting saja deh. Kalau ternyata utangnya banyak, enggak punya niatan baik, ya sudah mau diapain. Kalau nggak kita tetap bantu mereka gimana caranya," tambahnya.

Kendati begitu BEI masih memberikan kesempatan bagi emiten yang berpotensi delisting untuk memperbaiki diri. Namun jika ada emiten yang berbuat kesalahan maka akan di-force delisting.

"Ada macam-macam, bisa force delisting kalau membuat kesalahan. Lalu 2 tahun enggak laporan keuangan bisa delisting. Tapi bisa saja volunteer dengan cara disetujui oleh shareholder-nya dan itu enggak gampang bisa setahun dua tahun," tan­dasnya.

Sementara Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengemban­gan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menampik sejumlah kekhawatiran yang muncul jika anak usaha BUMN melakukan IPO. "Katanya laba dan dividen ke induk usaha tu­run. Itu tidak benar," ujarnya.

Dia menerangkan, dengan 100 persen saham dimiliki induk maka dividen yang diterima 100 persen. Begitu pula jika sebagian saham dimiliki oleh publik. Maka, dividen yang diterima sesuai dengan kepemi­likan BUMN.

Untuk diketahui tahun lalu, jum­lah perusahaan yang IPO di bursa mencapai 16 perusahaan. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya