Berita

Novanto

Hukum

Pertemuan Di Hotel Grand Melia Perintah Novanto Melalui Andi Narogong

JUMAT, 17 MARET 2017 | 00:57 WIB | LAPORAN:

. Pertemuan mantan Sekjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Diah Anggraini beserta dua terdakwa kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP, Irman dan Sugiharto, di Hotel Grand Melia ternyata inisiatif Setya Novanto yang disampaikan melalui Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Irman juga mengakui hal tersebut saat diperiksa penyidik KPK. Terlebih ada pesan aplikasi BBM dari Andi Narogong kepada Irman yang berisi Setya Novanto ingin bertemu Irman dan Sugiharto di hotel tersebut. Pesan singkat itu dikirim Andi dan diterima Irman pada Maret 2010.

"Pak Irman, besok Pak Nov (maksudnya Setya Novanto) berkenan untuk bertemu di Grand Melia. Kalau bisa Pak Irman hadir bersama Pak Sugiharto, jam 6 pagi," ujar Andi Narogong seperti dikutip dalam isi pesan BBM yang beredar di kalangan media.


Pengakuan Irman saat diperiksa, setelah mendapat pesan itu, dirinya kemudian membalasnya bersedia hadir bersama Sugiharto. Setelah membalas pesan, Irman langsung memanggil Sugiharto dan menceritakannya.

Sugiharto, ujar Irman, sempat heran atas undangan Andi Narogong. Sebab sebelumnya, mantan Ketua Komisi II DPR RI Burhanudin Napitupulu sudah menggaransi akan membantu untuk memuluskan penganggaran proyek e-KTP.  

Meski demikian, sebagaimana penjelasan Andi kepada Irman, ia lantas mencerikatannya lagi kepada Sugiharto.

"Kan Andi sudah ngomong. Kuncinya bukan di Pak Burnap (Burhanuddin Napitupulu). Tapi di Pak Setya Novanto. Dia Ketua Fraksi Partai Golkar, Pak Burnap di bawah kendali Pak Setya Novanto," kata Irman kepada Sugiharto saat itu.

Akhirnya, keduanya sepakat untuk datang besok harinya ke Grand Melia, Kuningan. Setelah sampai di lobby hotel, keduanya diarahkan menuju ruang rapat kecil di dalam hotel.

"Saat sampai di ruang rapat tersebut, saya lihat sudah ada Pak Setya Novanto, Andi Narogong, dan Bu Diah Anggraini (Sekjen Kemendagri) duduk berhadapan," kata Irman.

Saat masuk, lanjut Irman, Diah memintanya untuk duduk di sebelah kanannya. Tak lupa, Irman sempat menyalami semuanya.

"Setelah duduk, Setya Novanto menyampaikan yang intinya, 'bu Diah, Pak Irman, saya hari ini banyak acara, sehingga saya enggak bisa lama-lama, hanya bisa ketemu sebentar. Pokoknya masalah e-KTP, saya mendukung sepenuhnya'. setelah itu Pak Setya Novanto pamit," kata Irman mengutip perkataan Setya Novanto.

Beberapa hari berikutnya, kata Irman, dia dan Sugiharto kembali diundang Andi Narogong di ruang Ketua Fraksi Partai Gokar, Setya Novanto. Pertemuan kedua itu untuk mematangkan pemulusan anggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun.

Masih dalam keterangan Irman di KPK, bahwa pertemuan ketiga antara dirinya dengan Setya Novanto terjadi Jambi. Ketika itu, selain Setya Novanto juga ada mantan Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan.

Sebelumnya dalam persidangan kedua perkara korupsi proyek e-KTP, Diah Anggraini mengaku Novanto pernah meminta untuk menjaga proyek e-KTP bersama-sama.

Pernyataan Novanto itu keluar saat pertemuan Diah dan dua terdakwa kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, Irman dan Sugiharto di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta pada pukul 06.00 WIB.

Dalam surat dakwaan Irman dan Sugiharto, Andi Agustinus alias Andi Narogong ikut dalam pertemuan tersebut.

Meski begitu, Diah berdalih, dalam pertemuan itu Setya Novanto hanya berpesan untuk menjaga pelaksanaan proyek e-KTP.

Pernyataan Diah Anggraini mengenai pertemuan dengan Setya Novanto ini bertolak belakang dengan keterangan Irman saat diperiksa penyidik KPK.

"Pagi-pagi, pak Setnov juga tergesa karena ada acara lain, menyampaikam di Dagri ada program e-KTP proyek nasional, ayok kita jaga sama-sama," ungkap Diah saat bersaksi di persidangan kedua perkara korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (16/3). [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya