Berita

Hendardi/Net

Hukum

Tidak Lagi Terkorup, Polri Harus Hilangkan Budaya Suap Jabatan

RABU, 15 MARET 2017 | 09:51 WIB | LAPORAN:

. Survei Global Corruption Barometer (GCB) yang dirilis 8 Maret 2017, menempatkan Polri tidak lagi menjadi lembaga paling korup di Indonesia.

Jika pada 2013 Polri berada di urutan pertama, maka pada 2016 Polri berada di urutan kelima, yang berarti terdapat perbaikan signifikan.

Menyikapi survei, Setara Institute menilai, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa perbaikan di tubuh Polri dalam dua tahun terakhir, khususnya di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menunjukkan apresiasi dari masyarakat, selaku responden dalam survei.


"Artinya kepuasan masyarakat juga berada pada angka 70 ke atas," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, Rabu (15/3).

Namun demikian, jika dikaitkan dengan reformasi di tubuh korps baju coklat ini, hasil survei GCB itu belum cukup.  

Sebab, kata Hendardi lagi, reformasi juga harus menyentuh tata kelola di internal Polri. Dugaan praktik suap untuk memperoleh jabatan tertentu dan mengikuti pendidikan tertentu, di masa lalu masih sering terjadi, sehingga moral anggota Polri dipertaruhkan.

"Sekalipun punya prestasi baik, jika tidak memiliki back up kuat, maka sulit bagi anggota Polri untuk meningkatkan karir. Praktik ini kini mulai dikikis dengan reformasi tata kelola sumber daya manusia Polri yang lebih terbuka," ujarnya.

Meneruskan komitmen Kapolri untuk memperbaiki Polri, pada awal Februari 2017, reformasi sumber daya manusia (SDM) Polri kata pendiri Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) ini terus diperkuat di bawah kepemimpinan Irjen Arief Sulistyanto.

Hendardi berpendapat, sosok Arief yang tergolong memiliki integritas tinggi ini adalah jawaban dari keraguan sistem pembinaan anggota di Polri, yang selama ini dikeluhkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal.

"Keterbukaan mekanisme promosi dan demosi harus juga dapat dimonitor oleh masyarakat," pungkasnya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya