Berita

Foto/Net

Pertahanan

Pelaku Teror Bom Bandung Gunakan Pola Tertutup Dan Otodidak

KAMIS, 02 MARET 2017 | 09:03 WIB | LAPORAN:

Serangan bom di Taman Pandawa, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu oleh Yayat Cahdiyat, dilakukan dengan pola tertutup.

Menurut pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar, terduga teroris memiliki sistem manajemen yang telah terorganisir lewat sel-sel yang tersebar di berbagai wilayah.

"Pola sel tertutup. Mereka memiliki tujuh tingkat dalam sistem manajemennya," ujar Chaidar kepada Kantor Berita RMOL, Kamis (2/3).

Terkait kasus ledakan bom di Bandung, Chaidar meyakini jika Yayat merupakan sel dari jaringan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Mereka menjadi simpatisan kelompok radikal Islam Mujahidin Indonesia Barat (MIB) di bawah naungan Abu Robban.

"Kasus teror bom di Bandung, masuk ke kelompok MIB," tuturnya.

Serangan sel-sel yang juga dikomandoi Bahrun Naim itu, memang tidak berdampak besar. Tapi, bisa dilakukan siapa saja untuk merancang serangan-serangan. Mengingat, sel-sel yang diperkirakan berjumlah 200 ribu orang se-Indonesia itu belajar secara otodidak. Salah satunya, membuat bom panci.

"Efek teror dari sel-sel jaringan Bahrun Naim ini, memang dampaknya tidak besar. Tapi bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih sekali pun," papar Chaidar.

Serangan jaringan MIB tersebut, kata Chaidar, hanya ingin membuat efek teror di tengah masyarakat. Namun, mereka mempunyai agenda rutin untuk melakukan teror.

"Biasanya, mereka memanfaatkan waktu dan momentum untuk melakukan teror. Seperti kasus bom panci di Bandung," pungkasnya.

Sebelumnya, polisi melumpuhkan seorang terduga teroris bom panci di lapangan Pandawa, Cicendo, Bandung, Senin (28/2) lalu. Meski tidak menyebabkan korban jiwa, ledakan tersebut menghebohkan warga yang tengah beraktifitas di pagi hari. [rus]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Dewas KPK Dituntut Usut Dugaan Pelanggaran Etik Alexander Marwata

Rabu, 02 Oktober 2024 | 00:03

MRP Papua Barat Daya Bakal Laporkan KPU ke Bawaslu

Rabu, 02 Oktober 2024 | 00:01

Bos Timah Tamron Bantah Dana CSR untuk Harvey sebagai Fee

Selasa, 01 Oktober 2024 | 23:33

Kubu La Nyalla dan Sultan Cekcok saat Bahas Pemilihan Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 23:14

Resmi Ngantor di Senayan, Ini Janji Andi Muzakkir Aqil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 23:02

Polisi Garap Saksi Kunci Kasus Pembubaran Diskusi di Kemang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 22:46

Pilkada Sejuk di Jakarta Kunci Sukses Wujudkan Kota Global

Selasa, 01 Oktober 2024 | 22:39

PDIP: Penambahan Jumlah Komisi di DPR RI Jangan Sampai Turunkan Kualitas Legislasi

Selasa, 01 Oktober 2024 | 22:37

Dana di Pasar Modal Capai Rp137,05 Triliun di Akhir September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 22:19

AKBP Chandra: Andrew Andika Tertangkap Pesta Narkoba Usai Nonton Konser

Selasa, 01 Oktober 2024 | 22:16

Selengkapnya