Berita

Yudi Syamhudi Suyuti/Net

Politik

Menuju Negara Kerakyatan Di Bawah Tuhan Yang Maha Esa

RABU, 22 FEBRUARI 2017 | 07:15 WIB

GELOMBANG demi gelombang, badai demi badai yang terjadi di negara kita saat ini dapat kita rasakan sebagai tanda-tanda mulai terbukanya pintu perubahan besar.

Setelah kita berada pada 3 periode tatanan jaman negara Indonesia, yaitu periode orde lama, orde baru dan orde reformasi, kita sedang memasuki periode ke 4. Oleh karena itu, terjadi perebutan dari kelompok kepentingan untuk menguasai dan membentuk tatanan baru Negara Republik Indonesia sebagai misi kelompok kepentingan tersebut. Kelompok kepentingan ini adalah kelompok yang didalangi kekuatan global untuk merampok dan menguasai tanah,air, udara, dan sumber-sumber kemakmuran rakyat kita dengan menggunakan agen-agennya demi kepentingan dan kemakmuran negara mereka.

Artinya, mereka sedang menciptakan antek-antek dan jongos-jongos mereka melalui cara memodali para calon pejabat untuk merebut pos-pos kekuasaan negara.


Inilah puncak dari agenda amandemen UUD 45 menjadi UUD 2002 yang dilalui melalui reformasi 98. Yaitu menguasai sepenuhnya negara Indonesia dan menjadikan rakyatnya kembali sebagai budak-budak atau para inlander bagi mereka.

Untuk itu, kita perlu melahirkan kekuatan nasional dari dalam diri kita sendiri sebagai bangsa yang telah diikat melalui komitmen bersama menjadi bangsa Indonesia setelah dibentuk oleh bangsa-bangsa di Nusantara sebelumnya.  

Perjuangan menguatkan akar kebangsaan kita, yaitu adalah kembali memperkuat rakyat. Dengan menjadikan rakyat sebagai pemilik negara sebenar-benarnya secara terlembaga (manifest).

Kita harus sadari, hanya ada dua cara untuk mengembalikan kedudukan rakyat sebagai pemilik negara yang sesungguhnya. Yaitu, dilakukan dengan membubarkan negara ini kemudian dibentuk negara baru yang berbasis Adat Nusantara sebagai Negara Pribumi. Atau tetap dipertahankan sebagai Negara Kesatuan, akan tetapi kembali ke UUD 45 Asli dengan menguatkan Hak-hak Masyarakat Adat Nusantara menjadi Negara Indonesia sebagai Negara Kerakyatan.

Dan kita bersepakat memilih tetap mempertahankan Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik. Berarti kita harus siap untuk membuat keputusan kita kembali pada Pancasila dan UUD 45 hasil proklamasi 18 Agustus 1945 dengan menyempurnakan sesuai keadaan jaman. Jika kita ingin rakyat hidup dalam kemuliaan dan beradab.

Karena jika kita tidak mengambil keputusan tersebut, maka Indonesia, meski diteriaki oleh para elit politik atau penguasa jongos asing, NKRI harga mati, akan tetapi pada kenyataannya mereka justru memberi makan dan tunduk membungkuk pada kelompok asing yang menjadi tuan-tuan mereka.

Atau lebih parah dari itu, Indonesia benar-benar akan dibalkanisasi dan secara penuh dimiliki negara asing yang berkepentingan.

Disinilah kita memerlukan alat perjuangan untuk membangun kekuatan rakyat kita, yang salah satunya melalui Musyawarah Rakyat Indonesia sebagai Paguyuban kita bersama. Jadi Paguyuban Musyawarah Rakyat Indonesia yang akan kami bentuk ini adalah sebagai salah satu alat perjuangan alternatif untuk kepentingan rakyat. Selain dari yang sudah ada dan berjalan lebih dahulu dari kami.

Dalam perjuangannya, Paguyuban Musyawarah Rakyat Indonesia ini adalah mewujudkan Negara Indonesia sebagai Negara Kerakyatan dibawah KeTuhanan Yang Maha Esa. Dengan berdasar Pancasila dan kembali ke UUD 45 asli, hasil Proklamasi 18 Agustus 1945 yang disempurnakan.

Secara kelembagaan, kedudukan rakyat sebagai pemilik Negara Indonesia ini diwakili melalui utusan-utusanya di Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai lembaga tertinggi yang tunduk pada kehendak rakyat.

Pada akhirnya Indonesia sebagai Negara Kerakyatan ini dapat juga disebut sebagai Negara Majelis. Dan majelis tertinggi inilah yang menentukan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menjalankan tugas-tugas rakyat dalam Negara ,termasuk memilih Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin penyelenggara pemerintahan nasional.

Dari sinilah akan terwujud pembangunan dari bawah ke atas, karena interaksi Rakyat pada Negara disalurkan melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Disinilah dibutuhkan kesadaran rakyat bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa telah menakdirkan rakyat sebagai pemilik negara ini. Akan tetapi kedudukan rakyat telah dihancurkan oleh agen-agen asing yang menjelma menjadi sebagian Partai-Partai Politik (mungkin tidak semuanya) untuk menguasi Negara dibawah pemerintah-pemerintah mereka. Dan proses suksesinya dilakukan dengan cara membeli rakyat, manipulatif, curang yang tesruktur, sistematis dan massive.

Saat ini Paguyuban Musyarah Rakyat Indonesia telah dibentuk oleh Panitia Kecil sebagai pendiri, yang terdiri dari :

1. Yudi Syamhudi Suyuti
2. Nelly Juliana Siringoringo
2. Ahdan Mubarok
3. Robitul Umam
4. Sunarto
5. Yulbi Payabadar
6. Agung Marsudi

Dan telah diikuti oleh 1000 orang untuk siap bergabung yang tergalang melalui media sosial dan komunikasi secara langsung. Namun kami tetap membuka pintu sebesar-besarnya bagi siapapun yang ingin bergabung.

Dalam waktu yang tepat, kita akan adakan pertemuan besar sekaligus membentuk susunan pengurus formal.

Adapun untuk rencana anggaran pergerakan ini, kami berharap didanai oleh rakyat yang secara suka rela dan sadar ingin memiliki negaranya dengan sebenar-benarnya. Dan tentunya berharap pada pemimpin tertinggi kami, Tuhan Yang Maha Esa untuk melancarkan perjuangan kami.

Salam Perjuangan...!!!...Merdeka....!!!. [***]

Yudi Syamhudi Suyuti
Penulis adalah Ketua Panitia Pembentukan Dewan Nasional (PPDN) sekaligus Ketua Jas Rakyat

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya