Berita

Sri Mulyani/Net

Politik

Sri Mulyani Mendorong Jokowi Tunduk Pada Neoliberal

SELASA, 21 FEBRUARI 2017 | 21:55 WIB | LAPORAN:

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diminta berhenti menakut-nakuti pemerintah terkaot pengelolaan utang negara. Sebab, dirinya sendiri merupakan bagian dari pemerintah itu sendiri.

Dalam seminar bertajuk 'Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017' di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin kemarin (20/2), Sri Mulyani meminta pemerintah Indonesia mewaspadai resiko gagal bayar utang pemerintah Yunani. Selain juga soal ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS). Menurutnya, resiko gagal bayar negara tersebut bakal mengakibatkan perekonomian global kembali dilanda ketidakpastian selama tiga bulan ke depan.  
 
"Pernyataan Sri Mulyani sebagai menkeu RI sangat tidak pantas. Mengapa sebagai bagian dari pemerintah malah terus menakut-nakuti pemerintahan sendiri," ujar aktivis pergerakan Agus Priyanto kepada redaksi, Selasa (21/2).


Dia mengatakan, sikap tersebut menunjukkan bahwa Sri Mulyani cenderung ingin melanjutan kebijakan pemangkasan anggaran atau austerity program. Di mana, banyak ditentang di berbagai belahan dunia.

Menurut Agus, hal itu dilakukan oleh Sri Mulyani tak lebih sebagai usaha untuk menekan atasannya sendiri, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kebijakan keuangan.

"Itu dilakukan Sri Mulyani agar Jokowi takut dan semakin tunduk pada garis neoliberal," tegas mantan sekjen Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) tersebut.

Diketahui, pada Juli mendatang, Yunani harus membayar utang sebesar 7 miliar Euro atau setara Rp 99,25 triliun kepada bank sentral Eropa.

Menurut Sri Mulyani, dirinya khawatir jika terhambatnya penyelamatan Yunani bakal mempengaruhi pandangan investor terhadap perekonomian dunia. Termasuk perekonomian negara yang pasarnya tengah berkembang seperti Indonesia. Karena itu, dia menekankan pentingnya menyusun APBN yang kredibel guna meningkatkan kepercayaan investor.

Sri Mulyani juga meminta pemerintah fokus dalam memaksimalkan belanja negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemerintah berfokus memaksimalkan anggaran pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar untuk mengurangi kemiskinan. Sebagai bentuk investasi pemerintah dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya