Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Kebijakan IUPK Win-win Solution, Freeport Jangan Melawan!

SELASA, 21 FEBRUARI 2017 | 05:32 WIB | LAPORAN:

RMOL. Kebijakan pemerintah mengubah kerjasama dengan PT. Freeport Indonesia menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Papua.

Ketua Kaukus Parlemen Papua Barat Robert J. Kardinal menjelaskan, keberadaan Freeport selama ini belum memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, utamanya masyarakat Papua.

"Saya kira pemerintah mengerti apa yang harus dilaksanakan. Pemerintah sudah menjalankan fungsi yang baik tentang Freeport ini. Kebijakan (IUPK) ini merupakan win-win solution dimana salah satu aturan menyebut kewajiban untuk membangun smelter,” kata Robert di Jakarta (Senin, 20/2).


Dia menegaskan, polemik yang terjadi antara Freeport dengan Pemerintah Indonesia merupakan kesalahan PT. Freeport sendiri. Freeport menurutnya, selama ini memang selalu berupaya mengeles untuk membangun smelter dengan berbagai dalih.

"Persoalan smelter ini karena memang Freeport menunda-nunda terus hingga akhirnya memutuskan di Gresik. Kenapa sih tidak mau bangun di Papua? Untuk itu saya sangat mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang benar-benar peduli Papua, apalagi bila divestasi (Freeport) menjadi 51 persen buat Pemerintah Indonesia. Tentu Pemda dan masyarakat Papua akan dapat manfaat lebih besar dari keberadaan Freeport,” katanya.

Robert menuturkan, Freeport sudah setengah abad menggali kekayaan sumber daya alam Papua tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal disana. Dia pun meminta PT Freeport memperhatikan hal ini sehingga mau mengikuti aturan baru yang telah ditetapkan pemerintah. "Mereka kan berusaha, berbisnis disini, menggunakan sumberdaya alam kita. Ikutlah dengan apa yang diputuskan pemerintah, bukan pemerintah yang dipaksa-paksa ikuti mau mereka. Kalaupun ada perubahan, ada gejolak, masalah tenaga kerja semacamnya, saya yakin pemerintah sudah memikirkan itu. Tidak mungkin pemerintah tidak memikirkan itu,” katanya.

Robert yang juga Anggota Komisi IV DPR RI Partai Golkar ini menilai, mundurnya Chappy Hakim dari kursi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia lebih karena sikap keras kepala perusahaan raksasa Amerika Serikat yang enggan mengikuti aturan yang tercantum dalam IUPK.  "Saya yakin beliau mundur karena sebagai prajurit Sapta Marga tentunya lebih memikirkan kepentingan bangsa yang lebih besar daripada kepentingan Freeport. Saya sangat apresiasi beliau,” tegasnya.

Justru, menurutnya, mundurnya Chappy dari kursi Presdir menjadi momentum bagi Freeport untuk melakukan perubahan dan terobosan-terobosan yang berpihak bagi masyarakat Papua. Menurutnya, sudah waktunya Freeport memberi kesempatan orang terbaik Papua untuk menempati kursi nomor satu di PT. Freeport.

"Saya kira sudah waktunya Freeport menempatkan orang-orang Papua asli pada posisi strategis. Kan sudah banyak anak-anak Papua yang bekerja dan memiliki kemampuan, beri mereka kesempatan untuk memimpin Freeport. Saya kira ini terobosan-terobosan yang kita tunggu dari Pak Jokowi-JK supaya kita melihat ke depan bahwa pemerintah benar-benar peduli pada Papua. Infrastruktur sudah dibangun bahkan Pak Jokowi sudah 5-6 kali ke Papua. Itu merupakan bentuk kepedulian Jokowi pada Papua,” katanya.

Dia pun berharap polemik yang terjadi antara Pemerintah dan Indonesia bisa segera diselesaikan sehingga kedua belah pihak bisa bersama-sama membangun Indonesia khususnya Papua. "Mudah-mudahan dengan ini kita dapat penyelesaian yang baik tentang Freeport agar manfaat perusahan itu sebanyak-banyaknya untuk kepentingan masyarakat Papua dan masyarakat Indonesia pada umumnya sesuai amanah UUD 1945 bahwa kekayaan alam di Indonesia sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya