Berita

RMOL

Politik

Jawa Timur Menggugat, Lampu Merah Untuk Pertamina

SENIN, 20 FEBRUARI 2017 | 16:44 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Para akademisi di Jawa Timur mempertanyakan kesungguhan pemerintah dalam pengelolaan minyak bumi dan gas yang dalam pasal 33 UUD 1945 diamanatkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Kasus pencopotan dirut dan wadirut Pertamina pada Januari lalu menjelaskan bahwa BUMN tersebut tidak terlepas dari kelompok-kelompok kepentingan atau mafia migas. Karena itu, sangat berbahaya jika Pertamina menjadi holding company untuk perusahaan-perusahaan energi milik pemerintah, seperti yang sekarang sudah berproses.

Universitas Brawijaya memelopori ide 'Jawa Timur Menggugat' dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang bertema 'Migas Untuk Rakyat?'. FGD yang berlangsung di Gedung Utama FEB Unibraw (Senin, 20/2), dikemas dalam bentuk diskusi buku Sistem Ekonomi Indonesia karya Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Brawijaya Prof DR Munawar Ismail, DR Dwi Budi Santosa, dan Prof Erani Yustika.


Turut hadir dalam diskusi Prof DR M Saleh (Universitas Negeri Jember), DR IR Muhammad Taufik (Universitas Teknologi Sepuluh November, Surabaya), DR Ahmad Jalaluddin (UIN Malang) dan DR Sutikno (Universitas Trunojoyo).

"Kami mengundang para ketua Jurusan, profesor dan doktor dari berbagai perguruan tinggi. Mereka kami ajak untuk berdiskusi tentang masa depan migas Indonesia dan sekaligus manfaat langsung yang harus diterima oleh rakyat, sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 UUD 1945," jelas Prof DR Munawar Ismail.

Bagi Munawar, Indonesia berhadapan dengan sekelompok kepentingan yang ternyata bukan dikehendaki negara ataupun rakyat. Peristiwa pencopotan direksi Pertamina secara bersamaan merupakan bukti nyata dari adanya kepentingan besar non negara dan rakyat yang terjadi di Pertamina. Dan kasus campur tangan non negara dan rakyat tidak hanya terjadi kali ini saja.

"Kemakmuran rakyat ternyata dicuri oleh kelompok kepentingan. Bagaimana mungkin 70 tahun merdeka, migas atau energi Indonesia yang begitu kaya tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. Migas kita sudah banyak dicuri dengan cara yang sangat halus. Malaysia yang dulu belajar migas dari Indonesia sekarang posisinya terbalik. Singapura yang tidak memiliki sumur-sumur migas ternyata mampu menjadi pengekspor," bebernya.

Karena itu, Guru Besar Unibraw tersebut menegaskan bahwa sudah saatnya rakyat menggugat. Rakyat Jawa Timur melalui akademisi mulai menggugat kepada pemerintah dan Pertamina. Berharap bahwa langkah Unibraw dengan meluncurkan semangat 'Jawa Timur Menggugat' dan mempertanyakan migas untuk rakyat akan diikuti perguruan-perguruan tinggi lain. Gerakan akademisi Jawa Timur ini merupakan lampu merah bagi Pertamina dan jajarannya.

"Jawa Timur mengawali gugatan karena Jawa Timur adalah cikal bakalnya NKRI. Dimulai dari berbagai kerajaan besar yang ada di sini termasuk Majapahit serta tempat para pahlawan kemerdekaan berasal.  Adalah Jawa Timur prihatin jika 70 tahun merdeka rakyat belum makmur dan sejahtera," demikian Munawar. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya