Berita

SBY/Net

Politik

Fitnah Penguasa Terhadap SBY Di Pilkada DKI

RABU, 15 FEBRUARI 2017 | 16:50 WIB | LAPORAN:

Kasus hukum Antasari Azhar di penghujung masa jabatan sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2009 adalah jelas di mata publik dan sah di hadapan hukum sebagai kasus pidana pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnaen, direktur PT Putra Rajawali Banjaran.

Wakil Ketua KPP Partai Demokrat  yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat Boyke Novrizon menilai, dalam kasus itu, semua proses hukum yang telah diuji kebenarannya dalam jangka waktu cukup panjang. Apalagi dalam kasus itu dilakukan melalui tahap demi tahap secara terbuka dan terang benderang yang dikawal masyarakat dan para profesional.

"Luka moral yang menganga terlihat dan terbuka dengan sangat jelas jika kasus ini adalah kriminal murni pembunuhan yang didalangi oleh otak rencana pembunuhnya yaitu saudara Antasari Azhar. Dengan meminjam jasa pembunuh bayaran sebagai eksekutor di lapangan," kata Boyke dalam keterangannya, di Jakarta (Rabu, 15/2).


Dia mengatakan, semua alasan terjadinya pembunuhan sangat jelas berlatar belakang cinta segitiga antara Antasari Azhar dengan Rani Juliani seorang caddy golf dan Nasrudin Zulkarnaen. Tentunya pembuktian alat bukti yang jelas didasari dengan alasan sangat kuat. Boyke mempersilahkan pemerintah membuka kembali dokumen serta alat bukti secara terang benderang atas kasus tersebut.

"Silahkan ditanyakan kembali kasus ini dengan jujur tanpa rekayasa kepada lima anggota Polda Metro Jaya yang saat itu menjadi penyidik, diantaranya Mochammad Iriawan yang saat itu menjabat Dirkrimum sekarang Kapolda Metro Jaya, Niko Afinta jabatan saat itu wadir Reskrimum, jabatan saat ini Dirnarkoba, Daniel Bolly Tifano jabatan saat itu Kamneg, jabatan saat ini Kapolres Jakarta Utara. Dan Pargogo Sihombing jabatan saat itu wadir Ditkrimum, jabatan saat ini Tim Saber Pungli," jelasnya.

Boyke pun memertanyakan kepentingan serta keterkaitan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kasus pidana Antasari Azhar.

"Bagi kami semua sangat aneh dan miring. Karena terlalu kecil seorang presiden turut campur dalam persoalan kasus hukum pembunuhan Antasari Azhar," ujarnya.

Bertambah aneh ketika manyan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Radjasa ditarik masuk ke dalam urusan tersebut, dan difitnah sebagai penghubung atau mediator. Juga ditariknya pengusaha yang juga Ketum Partai Perindo Hari Tanoesoedibjo yang dituduh sebagai perwakilan SBY atau Cikeas untuk melobi Antasari Azhar agar tidak melanjutkan persoalan hukum mantan deputi gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan.

"Semua jelas adalah rekayasa fitnah yang dilancarkan oleh kelompok para dajjal kekuasaan. Yang sangat jelas mengandung nilai politik sangat kuat dan terbuka di publik. Semua ini tidak terlepas mengarah secara fokus untuk menggagalkan salah satu kader terbaik Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon kuat gubernur DKI Jakarta," beber Boyke.

"Rakyat tidak akan buta mata dan buta hati akan semua rekayasa fitnah kaum dajjal terhadap SBY, dan juga para tokoh bangsa yang telah dizolimi secara jahat dan tanpa bermoral. Rakyat sudah cerdas dalam menentukan pilihan politiknya kepada Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pemimpin DKI Jakarta," pungkasnya. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya