Berita

Paiman Raharjo/Net

Politik

Paiman Raharjo: Kembalilah Sebagai Bangsa Yang Bermartabat Dan Berbudi Luhur

JUMAT, 03 FEBRUARI 2017 | 09:44 WIB | LAPORAN:

. Pakar sosial dan pengamat kebijakan publik Prof. Paiman Raharjo menyatakan rasa prihatin yang sangat mendalam atas berbagai peristiwa yang membawa bangsa Indonesia ke arah perpecahan yang dapat meruntuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

"Anak bangsa saat ini saling menghujat, memaki, memfitnah dan saling melaporkan ke polisi," sesal Paiman Raharjo di Jakarta, Jumat (3/2).

Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang berbudi luhur, bangsa yang mudah memaafkan dan bangsa yang memiliki toleransi tinggi terhadap sesama umat kini menjadi bangsa yang mudah marah, emosi, dan sulit memaafkan kesalahan orang lain terutama jika dikaitkan dengan kasus penistaan agama, dugaan makar, hingga penistaan pancasila dan lambang negara.


Ditanya mengapa bisa tercipta kondisi seperti ini. Paiman Raharjo menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah jauh dari norma ajaran agama dan ideologi Pancasila, sehingga mudah kehilangan akal sehat, dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.

"Oleh karena itu, untuk membangun keutuhan bangsa dibutuhkan kearifan, toleransi yang tinggi, kesabaran dan keiklasan untuk memaafkan kelemahan atau kesalahan orang lain," ungkap gurubesar Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) ini.

Paiman Raharjo, juga menghimbau agar kembali sebagai bangsa yang berbudi luhur dan bermartabat, seperti sifat-sifat luhur yang telah diwariskan oleh pendahulu. Selain itu bangsa Indonesia harus sadar bahwa teknologi informasi yang digunakan untuk berinteraksi dan komunikasi mudah nemancing emosi dan rasa ketersinggungan, sehingga perlu membangun komunikasi melalui dialog, tatap muka dan silaturahmi dengan komunikasi dua arah.

"Karena sangan beda berinteraksi melalu media dan dengan melalui tatap muka atau komunikasi langsung, yang dinilai lebih memiliki rasa ikatan emosional dan lebih memiliki ikatan batin," imbuhnya.

Terakhir, Paiman Raharjo mengajak untuk terus membangun rasa kesatuan dan persatuan bangsa, dan nenanamkan prinsip bahwa kita satu saudara, satu bangsa Indonesia, sehingga harus bisa saling memaafkan atas kesalahan dan kekhilafan orang lain. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya