Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Komisi I Ingin KPI Lebih "Ditakuti" Stasiun Televisi

SELASA, 31 JANUARI 2017 | 10:28 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Komisi I DPR menyoroti lemahnya teguran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap massifnya penayangan iklan partai politik di stasiun televisi. Meski sudah mendapat teguran, hal serupa juga terulang kembali.

Anggota Komisi I Bobby Adhityo Rizaldi mengingatkan agar setiap pihak yang mendapatkan teguran dari KPI dapat mencermati dan memperhatikannya, bukan justru mengabaikannya. Oleh karenanya politisi Golkar ini menginginkan masukan beberapa hal guna memperkuat KPI agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal.

"Apa kiranya yang secara infrastruktur, politik anggaran dan legislasi yang bisa membuat KPI di dalam memberikan teguran bisa nakutin," jelas Bobby, Selasa (31/1).


Sebagaimana diketahui, KPI telah memberi peringatan terhadap beberapa stasiun televisi terkait intensitas penayangan iklan salah satu partai politik yang dinilai tidak wajar. Teguran yang disampaikan pada akhir 2016 lalu itu dengan status 'peringatan tertulis'.

Peringatan tertulis yang disampaikan KPI ini merupakan bagian dari pengawasan KPI terhadap lembaga penyiaran yang tertuang dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) sebagaimana diamanatkan dalam UU 32/2002 tentang Penyiaran.

Bobby menginginkan agar teguran yang diberikan oleh KPI dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang mendapat teguran. Sehingga lembaga ini bisa memperoleh eksistensi di masyarakat. Oleh karenanya ia ingin KPI memberikan masukan agar dapat memperkuat dirinya sendiri.

"Sistem infrastruktur, politik anggaran dan legislasi apa yang bisa membuat KPI lebih bergigih. Misalnya infrastruktur monitoring kurang ini itu. Supaya kemungkinan lembaga penyiaran yang mendapat teguran untuk mengulangi tayangannya itu minim, atau ada sanksinya," tukasnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya