Berita

Hukum

Permintaan Maaf Ketua MK Atas Penangkapan Patralis Tak Cukup

SABTU, 28 JANUARI 2017 | 17:48 WIB | LAPORAN:

Permintaan maaf Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat kepada publik tak cukup untuk mengobati kepercayaan masyarakat. Terlebih kasus suap yang menyeret hakim konstitusi kembali terjadi.

Mantan Ketua Komisi Yudisial, Suparman Marzuki menilai, MK tidak belajar untuk berbenah dari kasus Akil Mochtar sehingga kasus dugaan suap terhadap penjaga konstitusi berulang kembali.

Menurutnya, saat Akil Mochtar dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), MK telah mengilangkan momentum untuk melakukan perbaikan.


"Kita ini selalu menghilangkan momentum untuk perbaikan, kita membuangnya secara sia-sia. Contoh, Akil mochtar tertangkap kita bukan main goncangnya republik ini kaya mau kiamat. Terus hilang begitu saja. Sekarang ada masalah baru, baru berbenah," ujarnya dalam diskusi "Lagi, Korupsi di Mahkamah Konstitusi?"‎ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1).

Suparman menilai, sudah waktunya MK berinisiatif melakukan evaluasi internal. Salah satunya mengenai mekanisme rekrutmen calon hakim MK yang diserahkan oleh eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Menurutnya, tidak salah jika MK memberikan usulkan terkait penyeragaman mekanisme calon hakim MK kepada Presiden, DPR dan Mahkamah Agung.

"Nggak cukup hanya menyesal minta maaf, saya gagal memimpin, itu nggak cukup. Mereka harus berinisiatif, menyusun usulan di internal dan sampaikan ke tiga lembaga mengenai mekanisme rekrutmen. Ini harus dilakukan kalau itu tidak dilakukan ini (kasus Akil Mochtar dan Patrialis Akbar) bisa berulang," pungkasnya.

Dalam jumpa pers terkait penangkapan Patrialis, Ketua MK Arief menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. "Ya Allah saya mohon ampun kenapa sampai ini terjadi lagi. Saya mohon maaf kepada bangsa," jelasnya.

MK mendukung pengusutan kasus tersebut. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya