Berita

Vladimir Putin/Net

Dunia

Analis: Trump Hadapi Pekerjaan Berat Dalam Perbaikan Hubungan Dengan Rusia

JUMAT, 20 JANUARI 2017 | 18:59 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam apa yang digambarkan sebagai pendekatan master-slave yang diterapkan oleh Barack Obama selama menjabat di Gedung Putih terhadap Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pekan ini bahwa Obama pernah berjanji untuk menerapkan sikap hormat dalam kerjasama dengan Rusia pada tahun 2009. Namun hal itu tidak terealisasi.

James Jatras, mantan analis kebijakan luar negeri Senat AS dari Washington, mengatakan pihak berwenang Amerika berpikir mereka berhak untuk memberi perintah dan Rusia harus mengikuti, karena mereka tidak memiliki pemahaman yang benar tentang sikap saling menghormati.


"Mereka (pemerintah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Barack Obama) tampaknya berpikir bahwa hubungan yang hanya mungkin dengan Rusia adalah salah satu yang kita (Amerika) telah di bawah (mantan Presiden Rusia Boris) Yeltsin pada 1990-an, di mana kita memberikan perintah dan kemudian mereka mengikuti," kata Jatras kepada Press TV Kamis (19/1).

Amerika dan Rusia diketahui memiliki perbedaan pada sejumlah isu regional dan internasional seperti krisis di Ukraina, Suriah dan Yaman serta berpuncak pada kemampuan nuklir mereka.

Dia menambahkan bahwa sebenarnya saling menghargai dan menjaga kepentingan masing-masing adalah kunci untuk memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia.

Karena itulah, kata Jatras, Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump yang semasa kampanye menyerukan hubungan yang lebih baik antara Kremlin dan Gedung Putih akan mengemban tantangan yang tidak ringan.

Jatras mengatakan bahwa jika Trump benar-benar ingin bergaul dengan pemerintah Rusia, maka ia akan menjadi presiden yang lebih kuat dari Barack Obama.

Menurutnya, Trump memiliki pekerjaan untuk juga melihat ke kubur Demokrat dan Republik untuk menjalin hubungan baik dengan Rusia.

"Namun prosesnya aa bergantung pada keberhasikan Trump dalam menciptakan lapangan kerja dan membuat Amerika besar lagi (yang merupakan janji utama Trump)," tambahnya. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya