Maudy Koesnaedi mengenang hari-hari aktingnya bersama legÂenda Jakarta, Benyamin Sueb. Keduanya pernah berakting bersama dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Maudy menÂjadi Zaenab dan Benyamin menjadi bapak dari Si Doel yang diperankan Rano Karno.
Kini, mantan None Betawi ini ingin mempersembahkan sesuatu untuk sang legenda dunia hiburan, khususnya budaya Betawi. Ia ingin memÂbuat pentas untuk Benyamin.
"Pentas ini semacam ucapan terima kasih buat Babe (BeÂnyamin). Karyanya belum ada yang diangkat teater, jadi akan coba ke sana dan energinya akan dikeluarkan untuk itu," tutur Maudy saat dijumpai Rakyat Merdeka.
Pentas itu baru wacana, yang akan segera diwujudkan bersama Maudy dan rekan-rekannya.
Sifat yang lemah lembut dan penurut melekat pada si Zaenab. Namun Maudy menÂgaku punya sisi lain dari tokoh yang membesarkannya itu.
"Selama ini kan orang kenalnya Maudy itu yang lembut, yang "AsÂsalamualaikum Cing, Bang Doel nih rantangnya Aye balik". Itu tuh Zaenab yang begitu. Saya mah nggak, ada sisi lain dari Maudy," cerita istri Erik Meijer ini.
"Maudy tuh juga punya unek-unek, yang harus diluapin juga. Kalau marah ya memang harus dikeluarin, teriak. Punya kekesalan juga, nggak yang nerima gitu aja, nurut. Saya punya suara dan alasan-alasan. Makanya saya perlu media buat ngeluarin unek-unek saya, kegÂelisahan saya," lanjutnya.
Media yang dimaksud oleh Maudy adalah dengan memÂbaca puisi. "Saya penikmat puisi. Makanan jiwa saya itu, baca puisi. Saat saya merindukan keÂdamaian jiwa ya saya baca pusi. Bukan cuma soal di panggung. Ada energi lain ketika menimati puisi," terang ibu satu anak ini. "Menarik puisi itu, bahasa itu satu cara kita menyampaikan yang ada di pikiran kita. Sastra dan bahasa suatu senjata yang bagus, halus, paling kejam dan menusuk."
Kesusastraan memang sangat akrab dengan Maudy. Makanya, ketika diminta membacakan sebuah puisi karya buÂdayawan Radhar Panca Dahana, ia langsung setuju. ***