Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Komite Galang Dana Pakai Nama Sekolah Atau Yayasan?

SENIN, 16 JANUARI 2017 | 22:11 WIB | LAPORAN:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy perlu menjelaskan beberapa hal soal penggalangan dana yang dilakukan Komite Sekolah sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendikbud 75/2016.

Pengamat pendidikan, Doni Koesoema menjelaskan, ada tiga hal yang perlu dijelaskan oleh Kemendikbud perihal desain dan aturan baru tersebut.

Bukan soal pungutan yang dilayangkan sejumlah kalangan, melainkan menyangkut independensi, mekanisme sanksi dan transparansi serta mekanisme pertanggungjawaban Komite Sekolah.

"SK Komite Sekolah itu yang memberikan Kepala Sekolah, nah kalau Kepala Sekolah memilih anggota Komite Sekolah yang bisa diajak kongkalikong bagaimana?" terang dia saat dikontak, Senin (16/1).

Seperti halnya desain lama, penentuan anggota Komite Sekolah yang terdiri dari orang tua siswa, tokoh masyarakat dan akademisi atau pakar pendidikan, dalam Permen 75 juga tetap berada ditangan Kepala Sekolah.

Doni khawatir, keberadaan Komite Sekolah tidak independen. Sebab, Kepala Sekolah bisa saja menentukan anggota Komite yang gampang diajak kongkalikong.  

Kedua, lanjut dia, menyangkut mekanisme pemberian sanksi manakala Komite dan Kepala Sekolah melanggar aturan dari kebijakan yang telah ditetapkan bersama. Dalam Permen 75 soal mekanisme ini tidak diatur sehingga menimbulkan pertanyaan.

Terakhir, yakni menyangkut transparansi dan mekanisme pertanggungjawaban kebijakan penggalangan dana oleh Komite Sekolah. Dalam prosesnya, apakah dana yang diberikan donatur nantinya masuk ke rekening sekolah atau rekening Komite Sekolah dan bagaimana bila diselewengkan.

"Itu bagaimana mekanismenya? Lalu Komite Sekolah diminta membuat AD/ART, berarti Komite seperti yayasan. Karena untuk mencari dana harus punya yayasan (lembaga), kan enggak bisa individu," terang Doni.

"Apakah punya legal seperti yayasan? Dia (Komite) kan bukan lembaga dibawah sekolah, tapi lembaga parter sekolah. Mekanisme pertanggungjawabannya juga bagaimana kalau demikian, kalau tidak diatur dengan jelas ini dikhawatirkan jadi ladang menarik keuntungan," sambungnya. [sam]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Masyarakat Tidak Perlu Panik, DPR Pastikan Distribusi Gas Melon Lancar

Senin, 10 Februari 2025 | 23:18

Polres Pelabuhan Belawan Tangkap Empat Pelaku Tawuran, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Senin, 10 Februari 2025 | 22:50

Dekatkan Dunia Usaha dengan Mahasiswa, UNHAS Gandeng Asprindo

Senin, 10 Februari 2025 | 22:31

Faizal Assegaf: Raja Kecil itu Bahlil

Senin, 10 Februari 2025 | 22:20

Polda Metro Jaya: Pers Berikan Manfaat Bagi Polisi dan Masyarakat

Senin, 10 Februari 2025 | 22:08

Ketua Komisi V: Anggaran IKN Diblokir Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 22:02

Jenderal Agus Subiyanto Rotasi 65 Pati, Paling Banyak Matra Angkatan Darat

Senin, 10 Februari 2025 | 21:56

Wariskan Banyak Masalah, Jokowi Harus Diseret ke Penjara

Senin, 10 Februari 2025 | 21:51

Tim Transisi Pramono-Rano Pastikan Warga Tak Terkendala Air Bersih

Senin, 10 Februari 2025 | 21:46

Ted Sioeng Akui Sempat Kabur ke Singapura, Diringkus di China

Senin, 10 Februari 2025 | 21:44

Selengkapnya