Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi memimpin upacara peringatan Dharma Samudera dari atas KRI Banda Aceh 393.
Peringatan Dharma Samudera diisi tabur bunga dan doa bersama untuk mengenang patriotisme pasukan TNI AL saat pertempuran laut Arafuru melawan Belanda dalam rangka pembebasan Irian Barat kala itu.
Ade menegaskan, upacara Dharma Samudera yang diperingati setiap tahunnya bukan sekedar seremoni, tapi mengingatkan prajurit TNI AL untuk meneruskan keberanian para pendahulu mereka dalam pertempuran yang tidak seimbang.
"Bagi saya pimpinan TNI AL adalah meneruskan keberanian, para senior. Agar para perwira, pasukan TNI AL mewarisi keberanian para pejuang dalam mempertahankan negara," kata Ade di Perairan Selat Jakarta, Minggu (14/1) pagi.
Ade juga menekankan, sudah menjadi karakter prajurit TNI AL tidak akan pernah mundur dalam setiap operasi. Prinsip TNI AL, mempertahankan negara adalah segalanya.
"Mempertaruhkan jiwa dan raganya hingga badan tenggelam bersama kapalnya sendiri," ucap Ade.
Ade lantas sedikit bercerita tentang pertempuran kala itu, terutama kapal yang digunakan oleh para pejuang pembebasan Irian Barat. Jika dibandingkan lawan, kapal torpedo terbilang kecil yakni hanya sepersepuluhnya. Dalam pertempuran itu, komodor Yos Sudarso gugur.
"Selanjutnya
kan ada operasi Mandala, ada Konferensi Meja Bunda. Maka Irian Barat diserahkan ke Indonesia," ulas Ade.
Melalui peringatan Dharma Samudera ini pula, Ade berharap prajurit TNI AL dapat meneladai nilai-nilai heroiknya, terutama dalam membangun negara dengan menjunjung tinggi profesionalisme, merawat alutsista dengan baik, serta mengisi kemerdekaan yang telah dipertahankan oleh para pendahulu prajurit TNI AL
.[wid]
