Berita

Bisnis

Kebijakan Ekonomi Pemerintah Janggal Dan Membuat Resah

RABU, 11 JANUARI 2017 | 16:00 WIB | LAPORAN:

Sebagian kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan dianggap tidak masuk akal. Akibatnya tidak saja memberatkan perekonomian rakyat tetapi juga membuat iklim politik tidak stabil.  

"Sekarang, selain pemerintah menyasar PNBP (penerimaan negara bukan pajak) karena dari sektor pajak sudah sulit mengejar target penerimaan, juga ada banyak langkah  untuk menghemat dengan memotong anggaran di sana-sini termasuk mencabut subsidi BBM listrik dan sebagainya" kata peneliti utama di Indonesian Budget Centre, Roy Salam, kepada wartawan, Rabu (11/1).

Yang paling tidak masuk logika, lanjut Roy, rakyat disuruh berhemat dan bekerja keras tetapi utang negara bertambah besar.


"Ini membuat rakyat resah," sebutnya.

Seharusnya dengan berbagai langkah penghematan rakyat maka utang negara berkurang. Tidak heran jika masyarakat bertanya-tanya uang hasil penghematan dan kenaikan tarif berbagai layanan jasa publik itu digunakan untuk apa.

Roy berharap Bapenas dan Menteri Keuangan dapat menjelaskan dengan jujur dan detail sehingga masyarakat memahami kebijakan tersebut dan tidak muncul isu-isu yang merugikan pemerintah sendiri.

"Saya rasa ini yang perlu dijelaskan oleh pemerintah, khususnya oleh Bapenas dan Menteri Keuangan. Jangan cuma bisa bicara 'jika harga cabai naik, yah tanam saja sendiri'.Pemerintah harus menjelaskan," kata Roy.

Jika pemerintah belum bisa menjelaskan kebijakan yang memberatkan ekonomi rakyat secara rasional, detail dan jujur, maka tidak boleh ada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat seperti tarif listrik dan bahan bakar minyak.

"Rakyat belum bisa bernafas lega akibat dampak kebijakan sebelumnya yang memberatkan, sekarang ditambah lagi bebannya," imbuhnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya