Berita

Hendardi/net

Politik

Setara: Predikat Yogyakarta Sebagai Daerah Toleran Berbudaya Sedang Terancam

RABU, 11 JANUARI 2017 | 13:34 WIB | LAPORAN:

Lembaga Setara Institute menaruh perhatian serius kepada isu sentimen agama yang berhembus dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setara menyebutkan, predikat Yogyakarta sebagai daerah istimewa yang toleran, terdidik, berbudaya, dan miniatur Indonesia, sedang dalam pertaruhan. Alasannya, dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Kecamatan Pajangan mendesak Bupati Bantul, Suharsono, untuk mengganti Camat baru, Yulius Suharta, dengan alasan beragama Katolik. Kasus itu mengindikasikan politisasi identitas keagamaan.

Ketua Setara Institute, Hendardi, menyayangkan kasus tersebut. Apalagi jika Suharsono tunduk kepada keinginan kelompok intoleran.  


"Jika benar Suharsono tunduk pada keinginan aktor-aktor politik dan kelompok-kelompok eksklusif dan intoleran dan mengganti Suharta, tentu akan menjadi preseden politik yang buruk bagi keindonesiaan," kata Hendardi, Rabu (11/1).

Suharta dilantik sebagai Camat Pajangan oleh Bupati Bantul, di Pendopo Kabupaten Bantul, pada 30 Desember 2016, dalam sebuah prosesi yang terbuka untuk publik. Ia terpilih lewat prosedur yang semestinya. Setelah semua proses berlangsung normal, Suharta mengikuti acara serah terima jabatan pada 6 Januari 2017.

Kemudian terjadi penolakan oleh sekelompok warga setelah serah terima jabatan. Menurut Setara, ada indikasi politisasi di balik penolakan tersebut. Indikasinya dua hal. Pertama, penolakan oleh warga yang  sejak awal tidak berlangsung melalui jalur eksekutif (pemerintah atau Bupati) Bantul sebagai pengambil kebijakan pengangkatan camat. Jalur yang ditempuh oleh warga langsung melalui jalur politik di DPRD yang seluruh anggotanya adalah elite politik, kader, dan anggota partai politik di tingkat lokal.

Kedua, ada desakan penolakan kepada Bupati dari kekuatan politik di DPRD Bantul yang direpresentasikan oleh Fraksi PKS, PPP, Partai Golkar, PKB, PAN, dan Partai Gerindra.

"Sangat disayangkan, ada kecenderungan Bupati Suharsono akan tunduk pada kehendak dan kepentingan politik tersebut. Kepada wartawan lokal, Bupati membuka kemungkinan untuk menggeser Suharta dari posisinya sebagai Camat Pajangan ke kecamatan lain yang jumlah warga non-muslimnya banyak," ujar Hendardi. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya