Berita

Net

Bisnis

Cegah Rokok Ilegal, Pemerintah Harus Perhatikan Kenaikan Cukai

MINGGU, 08 JANUARI 2017 | 22:07 WIB | LAPORAN:

Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) mengapresiasi usaha jajaran bea dan cukai untuk terus memerangi rokok ilegal.
 
"Sejalan dengan terus ditingkatkannya usaha pemberantasan rokok ilegal, kebijakan cukai yang berkesinambungan serta menjamin keberlangsungan industri juga penting," ujar Ketua Gaprindo Muhaimin Moefti dalam keterangannya, Minggu(8/1).

Menurutnya, sudah tiga tahun ini produksi rokok cenderung stagnan. Maraknya rokok ilegal disebabkan semakin mahal harga rokok legal karena terdampak naiknya cukai. Sebab itu, semakin besar insentif produsen rokok ilegal untuk beroperasi.


"Saat harga rokok legal bisa mencapai Rp 18 ribu per bungkus, rokok ilegal bisa dijual di kisaran Rp 8.000. Ini karena rokok ilegal tidak membayar cukai," jelas Moefti.

Dia menjelaskan, untuk membantu memperlambat peningkatan rokok ilegal, faktor lain perlu diperhatikan pemerintah adalah kebijakan cukai yang diambil. Kenaikan cukai yang terlalu besar akan memicu maraknya perdagangan rokok ilegal.

Selain itu, Moefti, meminta pemerintah memperhatikan kenaikan cukai tidak jauh dari angka inflasi yakni sebesar 6-7 persen.

"Bila mencapai 10 persen, ini menjadi beban buat industri," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan secara resmi mengumumkan turunnya penerimaan cukai tahun 2016 yang dilihat dari hasil realisasi sementara APBN-P 2016. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengatakan penerimaan cukai 2016 mengalami shortfall Rp 4,6 triliun dibanding target APBN-P 2016.

Kemenkeu mencatat total penerimaan cukai untuk sementara mencapai Rp 143,5 triliun atau setara dengan 92,7 persen dari target APBN-P 2016 sebesar Rp 148,1 triliun. Penyebab turunnya penerimaan cukai adalah penurunan produksi hasil tembakau dari 348 miliar batang pada 2015 menjadi 342 miliar batang di tahun 2016, turun sebesar 1,7 persen. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya