Di tengah pesatnya perkembanÂgan internet, pasar laptop dan komputer atau PC (Personal Computer) sepanjang tahun 2016 justru sepi peminat alias kurang laku. Tahun ini para vendor harus putar otak demi meningkatkan penjualan produk yang kian ditinggalkan masyarakat.
Direktur PT Synnex MetroÂdata Indonesia (SMI), Ronaldy Suhendra mengakui sepanjang tahun 2016 perdagangan produk laptop dan komputer sangat jauh dari harapan.
Dia mengatakan pasar konÂsumen pribadi tidak bisa diandalÂkan untuk memberikan kontribusi pada pendapatan perusahaan. Bercermin dari tahun-tahun sebeÂlumnya di mana peminatnya muÂlai menyusut, kini banyak vendor nggak berani pasang target untuk penjualan laptop dan komputer di kalangan pribadi.
"Tidak memuaskan, menurut data ada penurunan pasar PC dan notebook itu turun sampai 12 persen. Penurunan ini lebih pada pasar consumer," terang Ronaldy.
Untuk perusahaan atau korpoÂrasi yang semula diprediksi bisa menyumbang penjualan produk secara besar-besaran kenyataanÂnya tidak demikian. Meski engÂgan menyebut angka penjualan namun dia masih bersyukur karena penjualan non consumer tidak mengalami penurunan sehingga kelesuan perusahaan tidak terlalu parah.
"Untuk pasar komersial cendÂerung flat," katanya.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) menunÂjukkan persentase rumah tangga yang memiliki komputer sejak tahun 2009 jumlahnya tidak pernah sebanding dengan akses internet masyarakat.
Di tahun 2009 pemilik komÂputer ada di persentase 10, 16 persen sedangkan penetrasi internet sudah 11,59 persen dari total penduduk. Pada tahun 2012 ada sekitar 14, 86 persen pengguna komputer namun penÂgakses internet jumlahnya lebih dari setengahnya yakni 30, 66 persen. Sedangkan data terakhir menyebut ketimpangan makin tajam dimana penetrasi internet sudah mencapai 41,98 persen dari total penduduk Indonesia tapi pengguna PC hanya 18, 71 persen.
Para vendor memandang peÂnyebab sepinya penjualan laptop dan komputer di tahun 2016 karena dua hal, yaitu kondisi perekonoÂmian yang lesu dan makin cangÂgihnya teknologi smartphone.
Ronaldy sendiri menilai peÂnyebab penurunan tersebut karÂena kondisi ekonomi di Tanah Air yang kurang cemerlang tahun 2016.
"Kondisi ini membuat daya beli orang jadi turun, nggak cuma produk PC dan notebook, beberapa barang atau produk pendukungnya juga ikut turun," katanya.
Sedangkan, Consumer Sales Director Lenovo Indonesia, Shung Kiun menyebut, pasar laptop di Indonesia tahun ini turun karena pemerintah ikut melakukan efisiensi anggaran.
Dia menegaskan lesunya penÂjualan lantaran ketatnya anggaran negara. "Contohnya banyak, misalnya pemerintah sudah memÂperkecil pengeluaran untuk proyek di kantor-kantor," katanya.
Selain itu pertumbuhan korpoÂrasi yang membutuhkan kantor baru juga turun. "Kebutuhan peÂrusahaan yang biasanya memeÂsan perangkat komputer sekaÂrang mulai jarang," ujarnya.
General Manager PT DiaÂmondindo Mitra Lestari, SingÂgih Sutanto mengungkapkan berbagai tren teknologi canggih dari smartphone menjadi ancaÂman bagi industri laptop dan komputer.
"Kita akan terus berusaha mencari jalan keluar, memang tidak bisa cepat tapi kami penÂgusaha harus bisa mensikapi situasi," katanya. ***