Kepolisian menembak mati tiga teroris di Tangerang Selatan (Tangsel). Korps baju coklat itu juga menangkap beberapa teroris lain di sejumlah daerah. Dengan banyaknya pelaku teror yang dibekuk, Insya Allah, Natal dan Tahun Baru aman.
Karo Penmas Mabes Polri Kombes Rikwanto mengungkapkan, kronologi penggerebekan tiga teroris ini diawali dengan penangkapan Adam Noor Syam saat keluar dari sebuah kontrakan di Jalan Raya Serpong, pukul 8 pagi. Dari situ, terungkap, ada tiga kawannya, yakni Omen, Irwan dan Helmi yang tengah merakit bom. Ketiganya berada di sebuah kontrakan di Jalan Setu Babakan, Tangsel. Pukul 09.45, tim Densus bergerak ke kontrakan itu. Tim detasemen burung hantu itu meminta ketiga teroris menyerah. Namun, mereka malah melawan. Baku tembak terjadi.
"Tiga terduga teroris teman Adam juga melakukan pelemparan bom," ungkap Rikwanto di Mabes Polri, kemarin.
Beruntung, bom tidak meledak. Namun karena berbahaya, tim Densus mengambil tindakan tegas; menembaki ketiga teroris. Setelah yakin tak ada lagi pergerakan dari dalam rumah itu, tim Densus masuk ke dalam. Tiga teroris sudah tergeletak tak bernyawa.
Selain itu, di dalam rumah kontrakan itu juga ditemukan bom rakitan buatan tangan yang cukup besar. Bentuknya tak beraturan, beda dengan bom Bekasi yang berbentuk rice cooker alias penanak nasi. Ada tiga bom rakitan tangan di sana. "Densus 88 tak berani memegang. Mereka memanggil Satgas bom untuk dilakukan disposal (peledakan)," jelas eks Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Menurut Rikwanto, berdasarkan keterangan teroris Adam, bom itu akan digunakan para teroris untuk meledakkan pos polisi di RS Eka Serpong, akhir tahun nanti. Sebelum menggunakan bom, para teroris ini akan lebih dulu melakukan penusukan kepada anggota kepolisian. "Lalu setelah ramai, masyarakat dan polisi berkumpul. Mereka akan melakukan bom bunuh diri," ungkap Rikwanto.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang meninjau lokasi penangkapan menuturkan, sedikitnya ada tiga bom pipa telah ditemukan. Daya ledaknya rendah. "Bahannya potasium nitrat. Itu low explosive," ungkapnya. Menurutnya, bom-bom itu diletakkan dalam ransel. Rencananya, bom akan digunakan pada malam Natal dan malam Tahun Baru untuk menyerang polisi yang tengah bertugas. Bom-bom itu sudah dijinakkan kemarin. Setidaknya, terdengar 12 ledakan dari lokasi penggerebekan.
Terpisah, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengungkapkan, keempat teroris ini berkaitan dengan jaringan teroris Bintara Bekasi yang ditangkap sepekan sebelumnya. "Hasil pengembangan dari 'calon pengantin' Dian Novia Yuli," ujar Iriawan di lokasi penggerebekan.
Kabag Mitra Ropenmas Mabes Polri, Kombes Awi Setiono membenarkan, Irawan dan Helmi merupakan anggota Jamaah Anshorut Daulah (JAD), sama dengan jaringan Bintara Bekasi. Menurut Awi, Irawan bekerja sebagai supir pengangkut air mineral, sedangkan Helmi adalah penjual bubur di Tasikmalaya. Sementara Omen adalah bekas napi pembunuhan. "Dia direkrut oleh mantan napi (perencana peledakan) Kedubes Myanmar tahun 2013, Achmad Taufik alias Ovhie," ungkap Awi.
Selain di Tangsel, tim Densus 88 juga menangkap teroris lain di sejumlah daerah lain, yakni Jhon Tanamal alias Hamzah (H) di Payakumbuh, Sumbar, Roni Syamsudi Lubis alias Safei di Deli Serdang, Sumut dan Abisya di Batam, Kepri. Tak ada perlawanan dari ketiganya.
Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, Hamzah ditangkap pukul 09.30 WIB di rumahnya, Jalan Soekarno-Hatta No. 69 RT. 004 RW. 001 Kelurahan Balai Nan Duo Kecamatan Payakumbuh Barat. Dia diduga terkait jaringan Solo. Hamzah berperan membeli bahan-bahan yang diperlukan oleh Abi Zaid (jaringan Solo) dalam rangka membuat bahan peledak dan bom. Selain itu, Hamzah juga menjadi sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom oleh kelompok Abi Zaif. Polri sudah melakukan penyelidikan selama 9 bulan sebelum meringkus Hamzah. Hamzah diperiksa intensif di Mako Brimob Padang Panjang. ***