Berita

Eko Patrio/Net

Hukum

Panggil Eko Patrio, Polisi Dianggap Berlebihan

JUMAT, 16 DESEMBER 2016 | 11:03 WIB | LAPORAN:

Kepolisian disebut berlebihan dengan menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, terkait ucapan Eko yang menyinggung penemuan bom di Bekasi sebagai bentuk pengalihan isu.

"Polisi jangan lebay. Sebagai anggota parlemen dan politisi wajar saja Eko menyampaikan pernyataan seperti itu. Sebagai bagian dari fungsi pengawasan parlemen dan penyambung aspirasi konstituennya," ujar pengamat politik Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi kepada wartawan di Jakarta,  Jumat (16/12).
 
Menurutnya, jika pihak kepolisian menilai ada yang keliru dengan pernyataan Eko maka seharusnya melakukan klarifikasi ke publik. Serta melalui saluran yang tepat semisal ke Komisi III dan Komisi I DPR RI.


"Klarifikasi itu juga tantangan bagi Polri untuk bisa menjelaskan, dan meyakinkan publik bahwa langkah-langkahnya memang semata-mata dalam upaya pemberantasan terorisme. Bukan hal-hal lain," jelas Khairul.

Dia pun berharap agar Eko dapat menghadiri undangan Bareskrim Polri untuk mengklarifikasi terkait pernyataannya

"Menarik juga jika Eko Patrio hadir memenuhi panggilan itu, Polri perlu dapat pencerahan. Bagaimana prosedur pemanggilan pro justisia terhadap seorang anggota dewa," tegas Khairul.

Eko Patrio sendiri dikabarkan akan memenuhi panggilan penyidik Bareskrim pada siang ini, setelah tidak mengindahkan undangan yang dijadwalkan kemarin. Anggota Komisi IV DPR RI yang juga artis tersebut akan diminta klarifikasi ucapannya yang menyebut pengungkapan terduga teroris di Bekasi pada 10 Desember merupakan pengalihan isu atas kasus penistaan agama yang dilakukan gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya