Berita

Ahok/Net

Hukum

Air Mata Ahok Berindikasi "Playing Victim"

RABU, 14 DESEMBER 2016 | 08:15 WIB | LAPORAN:

. Sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menangis saat membacakan nota keberatan (eksepsi) di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara (Jakut), berindikasi pura-pura. Atau dari sisi psikologi, terdakwa kasus dugaan penistaan agama tersebut melakukan "playing victim".

"(Playing victim) sinonim dengan ironi viktimisasi. Pelaku memposisikan diri sebagai korban," kata master psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel kepada RMOL, Rabu (14/12).

Menurut Reza, hal itu kerap dilakulan oleh seorang terdakwa. Tujuannya, untuk mengubah locus of control (dimensi kendali) dari internal ke eksternal. Dalam hal ini, pencitraan terhadap terdakwa yang memposisikan sebagai pihak tertindas.


"Tapi wajarlah. Setiap terdakwa selalu mencoba menggeser locus. Dari locus of internal ke locus of external. Artinya, ada penggeseran otak, pengkambinghitaman, pelimpahan tanggung jawab," paparnya.

Seperti diketahui, Ahok tak sanggup membendung air matanya saat membacakan eksepsi di kursi terdakwa, Selasa kemarin (13/12).

Momen tersebut justru ditertawakan oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Haji Lulung).

Lulung menilai Gubernur DKI nonaktif itu, hanya berpura-pura nangis alias sedang menerapkan strategi "Playing Victim" saat membaca nota pembelaan. "Ha-ha, akting nangis dia," timpal Lulung kepada wartawan, kemarin.

Ketua DPD PPP Jakarta itu menambahkan, tidak ada penyesalan sedikit pun yang ditunjukkan Ahok dalam eksepsi yang dibacakannya.

Seharusnya, lanjut Lulung, calon petahana Gubernur DKI itu cukup menyampaikan permohonan maaf atas hal yang menyeretnya ke meja hijau dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

"Jadi, bukan malah menjelaskan bahwa dia tidak mungkin menodakan agama Islam. Masa Bapaknya dibawa-bawa, Gus Dur dibawa-bawa. Itu mah, akting namanya," demikian Lulung.

Untuk diketahui, istilah "Playing Victim" diketahui sebagai tindakan untuk menegaskan posisi seseorang, khususnya sebagai korban yang selalu dizalimi. Bentuknya, bisa menggunakan isu sebagai warga tertindas, korban pembunuhan, hingga kelompok minoritas.

Kemudian, mengarahkan opini, dengan menyalahkan seseorang atau suatu kelompok sebagai penyebab di balik semua kemalangan si tokoh player victim.

Seakan-akan dia orang baik yang tertindas orang jahat terkait kasus yang menimpanya. Dengan demikian, akan menarik simpati orang lain yang kasihan kepadanya. Biasanya, yang bersangkutan akan menggunakan media sebagai alat penyebar isu ini. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya