Berita

Basuki "Ahok" Purnama/Net

Hukum

Jaksa Super Cepat Sementara Pengacara Berjam-jam, Sandiwara Sidang Ahok?

SELASA, 13 DESEMBER 2016 | 14:45 WIB | LAPORAN:

. Seperti diduga banyak pihak sebelumnya, persidangan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) akan dipenuhi tontonan sandiwara.

Dalam sidang perdananya, Selasa (13/12), sudah terlihat Jaksa Penuntut Umum (JPU) membaca surat dakwaan super cepat, sementara kubu pengacara Ahok mendapat kesempatan menyampaikan nota keberatan dan berbicara berjam-jam di persidangan.

Demikian disampaikan pemerhati politik dan hukum, Martimus Amin kepada wartawan di Jakarta, Selasa, menanggapi sidang perdana Ahok.


Jelas Martimus, memang sejak semula rezim tidak pernah memikirkan apalagi serius mengadili Ahok. Hanya desakan jutaan umat Islam saja Ahok 'terpaksa' ditersangkakan.

"Bayangkan kalau tidak ada aksi umat Islam, betapa jumawanya Ahok semakin melecehkan agama Islam dan rakyat Indonesia, yang selama ini telah dilakukan secara sistematis," ujar Martimus.

Ia menambahkan, sikap Jaksa Agung HM. Prasetyo sama seperti Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang sejak awal terbaca melindungi Ahok.

Mantan Jaksa Agung Basri Arief pernah menyatakan bahwa Jaksa Agung yang dipimpin Prasetyo saat ini harus diganti, karena Prasetyo tidak dapat diharapkan bertindak netral. Prastyo adalah bekas pengurus Partai Nasdem alias 'jongos' Surya Paloh.

"Komentarnya Prasetyo ke publik saja menanggapi pelimpahan kasus Ahok sangat menjengahkan. Prasetyo menyatakan agar Ahok jangan dinilai bersalah dulu. Pernyataan Prasetyo ini tidak mencerminkan tugasnya sebagai jaksa," lanjut Martimus.

Lalu, lanjut dia, pernahkah terdengar komentar Presiden Jokowi terkait kasus Ahok untuk secara tegas diadili? Malah yang diketahui Kepala Negara hanya bisa cecangas cecanges. Setiap menyebutkan nama Ahok, tambah Martimus, kerongkongan Jokowi tersekat dan tubuhnya gelagapan gemetaran. Padahal kasus penistaan Ahok ini telah menimbulkan keresahan dan gejolak yang massif di masyarakat.

"Hanya penangkapan aktivis dengan tuduhan makar dan bom panci saja yang hebat dilakukan pemerintah, bukan untuk kasus ahok," tukas Martimus. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya