Berita

Sri Mulyani/net

Bisnis

Sri Mulyani Bercerita Soal Rezim SBY Yang Lolos Dari Situasi Sulit

RABU, 30 NOVEMBER 2016 | 11:45 WIB | LAPORAN:

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menceritakan bagaimana perekonomian di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil lolos dari tekanan dan berhasil mempertahankan kepercayaan pelaku ekonomi.

Sri Mulyani memang pernah menjabat menteri kabinet bidang ekonomi di dua periode pemerintahan SBY hingga sebelumnya memutuskan hijrah ke World Bank di tahun 2010.

Ia bercerita, di awal menjabat Menteri Keuangan di tahun 2005, utang negara saat itu sangat tinggi. Ia mewarisi UU keuangan negara yang dihasilkan masa awal reformasi usai badai krisis moneter. Kemudian, ia memulai restrukturisasi dan reprofiling di tahun 2005, untuk mengawal UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara yang dibuat di tahun 2003.


"Berat sekali menjalankan UU itu. Mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Bappenas, Menkeu, hingga ke daerah, berubah semua caranya. Kami menyusun neracanya, di zaman itu mulai menyusun neraca keuangan, income dan balance," ujar Sri di Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa ke Masa, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (30/11).

APBN disusun dengan rapi, agar serupa dengan financing negara lain. Pemerintah mulai membangun neraca dan mengumpulkan ulang aset-aset negara agar keuangan menjadi sehat. Ia bercerita, dulunya gedung Istana Negara tidak bersertifikat. Gedung Kementerian Keuangan juga didapatkan dengan susah payah karena banyak "preman" yang berkeliaran sehingga perlu bantuan dari TNI untuk mengamankan.

"Gedung Istana itu dulu enggak ada sertifikatnya. Nanti cucunya Daendels minta lagi gimana?" seloroh Sri.

Hal-hal paling dasar dilakukan oleh pemerintah kala itu yakni merestrukturisasi aset. Aset-aset ditertibkan, dan penggunaannya dibuat legal. Di zaman itu harga minyak naik, APBN yang tidak kredibel dihadapi Presiden SBY. Persoalan-persoalan lainnya juga adalah fungsi delegasi ke daerah karena dimulainya Pilkada, yang menjadi persoalan baru bagi Indonesia.

"Pada saat saya jadi Menkeu, APBN goyang. Kita baru melakukan pilkada. Ini suatu sejarah yang luar biasa untuk republik ini," ungkap Sri.

Beban berat lainnya adalah pelaku ekonomi yang selalu tidak rasional dan khawatir akan keadaan APBN Indonesia. Pemerintah berupaya keras menenangkan para pelaku ekonomi dan meyakinkan bahwa ekonomi Indonesia akan kembali pada rel semula.

"Dalam situasi seperti itu, APBN selalu underpressure," imbuhnya.

Saat APBN sudah mulai kredibel, pemerintah kemudian sudah mulai bisa mengendalikan situasi. Ia mengakui, keuntungannya saat ini adalah sudah mulai banyak neraca yang dibuat, ada auditor independen, menjadi kemajuan dalam tata kelola keuangan.

Sri juga mengakui, APBN tidak pernah terlepas dari tekanan politik. Tapi ia mengingatkan, APBN selalu ditamengi dengan rambu-rambu yang harus diikuti. Indonesia pernah diterpa badai Tsunami di tahun 2004. Namun, pemerintah berhasil melewatinya dengan sukses, dan menjadi negara yang berhasil menangani akuntabilitas keuangan kala banyak bantuan yang masuk ke dalam negeri.

"Begitu ada bencana alam, menjadi lahan korupsi. Tsunami Aceh salah satu contoh, Indonesia bisa mengelola dengan baik, rekonstruksi dan akuntabilitas. Kita diuji dengan kondisi yang tidak bersahabat, mulai krisis ekonomi, national disaster, tapi  kita bisa atur dengan baik," demikian Sri. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya