Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Swasembada Beras Dan Garam Bukan Hal Mustahil

SELASA, 29 NOVEMBER 2016 | 09:38 WIB | LAPORAN:

Produk pangan negara ini hingga kini belum ada lagi yang mencapai swasembada. Padahal Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah.

Contoh beras dan garam. Dua komoditas pangan ini diyakini sangat potensial untuk mencapai swasembada.

Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin mengingatkan, negara ini pernah sangat subur dan pernah dalam sejarah mencapai swasembada beras. Begitu pula bentangan pantai terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada.


"Harga beras kita pernah paling mahal di dunia tahun ini. Keadaan ini menjadikan negara-negara luar produsen beras sangat tergiur memasukkan beras ke negara ini," kata legislator PKS tersebut dalam rilis.

Catatan dia pada Februari 2016, harga beras Indonesia mampu mencapai dua kali lipat harga beras Thailand, Vietnam dan India. Harga beras di negara-negara itu berkisar Rp 6 ribu per kilogram. Sedangkan di Indonesia rata-rata sudah Rp 12 ribu per kg.

"Padahal, negara kita produsen beras dengan luasan yang cukup, namun sistem produksi yang tertinggal, penggilingan padi yang kurang efisian hingga rantai distribusi yang buruk membuat negara ini banyak tertinggal," mirisnya.

Ini terlihat jelas, menurut dia, dari kesejahteraan petani padi yang tidak kunjung berubah menjadi lebih baik. Bahkan lebih setengah penduduk miskin Indonesia didominasi petani. Fakta buruknya regulasi perberasan di Indonesia juga terlihat ketika pemerintah menyatakan produksi surplus, namun kenyataan di pasar-pasar, menunjukan harga beras naik.

"Selama ini komoditas beras hanya memberikan keuntungan sangat besar pada segelintir pihak. Petani tetap tidak berdaya. Pemerintah harus mulai merubah paradigma sistem perberasan nasional," tutur Akmal.

Ia berkeyakinan swasembada beras bukan mimpi, tapi akan segera menjadi kenyataan jika regulasinya baik. Sekali lagi ia menekankan, swasembada beras dan garam bukan capaian yang mustahil.

"Sebab efek rantai swasembada beras dan garam akan mampu mengurangi kemiskinan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
sehingga pada kompetisi masa depan dengan negara luar, negara ini telah siap," tutup Akmal.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya