Presiden Jokowi, kemarin, membuka pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, kemarin. Pelaku usaha waralaba Indonesia diminta untuk merambah pasarnya ke luar negeri jangan cuma jago kandang aja.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Jokowi. Dalam acara ini, bekas GuberÂnur DKIJakarta ini didampingi Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar.
Menurut Jokowi, konsep warÂalaba sangat cocok diterapkan di Indonesia. Tanpa modal besar, masyarakat sudah bisa memÂbuka bisnis dan menciptakan lapangan kerja. "Masyarakat Indonesia sejak lama sudah terbiasa dengan usaha sendiri, buka warung, buka toko, dan buka restoran," katanya.
Dia yakin, konsep waralaba bisa menjadi kekuatan untuk menumbuhkan ekonomi naÂsional. Sebab, waralaba mamÂpu menarik potensi-potensi ekonomi yang ada di berbagai penjuru Tanah Air. Dia berharap, konsep waralaba bisa menjadi inspirasi bagi semua pengusaha Indonesia.
Menurut dia, orang kalau keluar kota yang dicari Starbucks untuk ngopi. Sementara, dia mengaku, lebih senang mencari waralaba lokal, seperti
Coffee Toffee. "Saya senang sekali bahwa sekarang muncul potensi-potensi waralaba di negara kita. Saya kira ini adalah kekuatan kita," tuturnya.
Selain itu, konsep waralaba diyakini mampu meningkatkan bisnis menjadi skala internasional. Sebab, masih banyak pasar di negara lain yang bisa dimasuki.
Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan, kementeriannya akan terus berupaya memunculÂkan para wirausahawan baru di bidang waralaba. Hal ini sebaÂgaimana diatur pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No 42 TaÂhun 2007 Tentang Waralaba.
"Sesuai amanat itu, kita telah melakukan berbagai upaya pemÂbinaan kepada pemberi waralaba dan calon pemberi waralaba terpilih," ujar Enggar.
Ketua Asosiasi Franchise InÂdonesia (AFI) Anang Sukandar mencatat, selama 25 tahun ini pertumbuhan waralaba IndoneÂsia cukup pesat. Percepatan ini ditopang oleh semakin mudahÂnya pelaku usaha untuk memÂbuka gerai waralaba di berbagai daerah di Indonesia.
"Praktik waralaba ini telah terÂbukti membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mengembangkan usahanya denÂgan cepat dan bersaing dengan pelaku usaha modal kuat," kata Anang.
Saat ini, ada sekira 698 warÂalaba dengan jumlah gerai seÂbanyak 24.000. Gerai tersebut terdiri dari 63 persen waralaba dan
Business Opportunity (BO) lokal dan 37 persen waralaba asÂing. Omzetnya sendiri mencapai nominal Rp 172 triliun.
Dengan jumlah tersebut, kata dia, waralaba telah menyerap lebih dari 90.000 tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, sektor ini diharapkan mampu menjadi salah satu pendorong perputaran ekonomi secara luas dan merata, baik dari pembelanjaan langsung maupun tidak langsung.
Turunkan Pajak Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah PusÂpayoga mengatakan, pemerÂintah akan memangkas Pajak Penghasilan (PPh) final untuk UMKM. Selama ini, UMKM beromzet sampai dengan Rp 4,8 miliar per tahun membayar PPh final sebesar 1 persen.
"Hari Senin mudah-mudahan peraturan itu bisa diubah sehingÂga pajak final itu tidak 1 persen lagi untuk UMKM," ujarnya usai menemani Jokowi bertemu dengan pelaku UKM di Istana Negara, kemarin.
Menurut dia, para pelaku UMKM berharap PPh-nya bisa nturun jadi 0,25 persen karena memberatkan. Jika perlu turun sampai nol persen.
Dalam pertemuan itu, kata dia, pelaku UMKM juga mengapreÂsiasi perubahan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9 persen, dari sebelumnya 22 persen. "Ini akan menggeliatÂkan ekonomi kerakyatan kita, produktivitas meningkat. PresiÂden menyampaikan tadi 2017 jadi 7 persen," tukasnya. ***