Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan meluruskan isu angkat kaki Inpex dari Blok Masela. Informasi lainnya, perusahaan asal Jepang itu angkat kaki karena sejumlah permintaannya tidak dipenuhi pemerintah.
Luhut menegaskan, isu tersebut tidak benar. Inpex dipastikan tetap mengelola lapangan gas abadi tersebut.
"Enggak kok," singkat dia saat dikonfirmasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, (22/11).
Kepastian tersebut didapatkan Luhut setelah sebelumnya mendapatkan laporan dari Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Dia bilang, bahwa situasi hubungan antara pemerintah dengan Inpex masih baik-baik saja.
Bahkan, sejumlah permintaan Inpex juga masih turut dibicarakan secara mendalam hingga mendapat titik kesepakatan. Sebagai bentuk keseriusannya, kata Luhut, Inpex bersama pemerintah juga terus mengadakan pertemuan sebanyak tiga kali dalam seminggu.
"Saya dapat laporan dari Pak Arcandra (Wamen ESDM) masih bagus. Ada angka-angka yang masih dinegosiasikan. Jalan kok, tiga kali seminggu malah mereka ketemu," jelasnya.
Diketahui, Inpex, operator Blok Masela menyurati Luhut yang ketika itu masih menjadi Plt Menteri ESDM. Surat itu berisi usulan-usulan Inpex yang masih berniat mengelola lapangan gas abadi tersebut ke depannya.
Pertama, Inpex meminta jaminan Internal Rate Return (IRR) alias tingkat pengembalian modal sebesar 15% per tahun untuk proyek Masela. Angka 15% adalah rata-rata IRR untuk kegiatan eksplorasi dan produksi migas di laut dalam.
Kedua, Inpex meminta moratorium kontrak selama 10 tahun antara 2006 sampai 2016. Sebab, pemerintah mengganti skema kilang LNG Masela, dari sebelumnya di lepas pantai (offshore) menjadi di darat (onshore). Pergantian skema ini membuat perencanaan berubah sehingga ada waktu yang terbuang.
Dari moratorium ini, Inpex bisa memperoleh perpanjangan kontrak selama 10 tahun sehingga durasi kontrak mereka yang berakhir tahun 2028 bisa menjadi sampai 2038. Dengan begitu, bila Blok Masela berproduksi tahun 2024, Inpex dapat menikmati masa produksi selama 14 tahun. Kalau Inpex hanya menikmati produksi gas Masela selama 4 tahun dari 2024-2028, tentu akan mengalami kerugian dan bahkan tidak balik modal.
Ketiga, Inpex meminta rencana produksi Liquified Natural Gas (LNG) Masela dinaikan dari 7,5 MTPA menjadi 9,5 MTPA per tahun. Ini diusulkan agar proyek Masela menjadi lebih ekonomis, memberi keuntungan lebih bagi negara maupun kontraktor.
[sam]