Aksi Damai Bela Islam II atau Aksi 411 telah berakhir. Namun, aparat keamanan tetap bersiaga mengantisipasi aksi lanjutan. Kesiagaan tersebut terlihat di Monumen Nasional, Jakarta.
Puluhan tenda satuan Brigade Mobil (Brimob) masih terpasang di barat laut Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Sabtu siang lalu, berbagai aktivitas tampak dilakukan personel Brimob, layaknya kegiatan sehari-hari.
Tak melulu dilakukan di daÂlam tenda, beberapa personel keamanan beraktivitas di luar baÂrak. Beberapa terlihat berbincang-bincang santai di dalam tenda. Sementara yang lain, menikmati udara segar sambil asyik berswaÂfoto ria alias selfie sesama rekan.
Tak tampak ketegangan di wajah para personel keamanan siang itu, meski tugas mereka terbilang cukup berat, mengaÂmankan aksi demonstrasi yang diikuti massa dalam jumlah besar. Sebagai penghilang penat, beberapa melakukan olahraga ringan seperti jogging di kaÂwasan tersebut.
Meski puluhan personel keamanan wara-wiri di seputaÂran Monas, namun tak ada pemeriksaan keamanan berlebihan terhadap warga sipil. Masyarakat dipersilakan dengan leluasa meÂmasuki salah satu obyek wisata di Jakarta itu.
Mobil dinas kepolisian berkelir cokelat bertulis Korps Brimob, diparkir tidak jauh dari tenda. Mulai dari mobil angkut personel, mobil komando, hingga ambuÂlance. Jumlahnya puluhan.
Pengamanan tidak hanya diÂlakukan aparat kepolisian. Di pos polisi, persis di dekat tenda barak, tampak sejumlah personel Polisi Pamong Praja (Pol PP).
Seorang personel Brimob yang bertugas di Monas mengaku, ditempatkan di salah satu objek vital itu sejak Kamis lalu. Katanya, dia menggantikan rekannya yang telah bertugas sejak sebelum Aksi 411.
Sehari-hari, kata polisi berÂpangkat Brigadir itu, kegiaÂtan yang dilakukannya sama sepertibertugas di kesatuan pada umumnya. Mulai dari apel pagi dan olahraga bersama dengan sesama anggota yang sedang ditugaskan di Monas.
"Baru kalau ada waktu luang, kita manfaatkan berbincang atau sekadar berjalan-jalan di sekitar barak," kata anggota Brimob asal Polda Jawa Barat itu.
Untuk kebutuhan sehari-hari, dia mengaku selalu dipenuhi. Mulai dari kebutuhan makanan, hingga kebutuhan MCK. "Tidak repot sama sekali meski jumlah toilet terbatas," katanya.
Bintara polisi itu mengaku, sudah dua kali di Bawah Kendali Operasi (BKO-kan) di Jakarta. Pertama saat pelantikan Presiden Joko Widodo tahun 2014 lalu, dan ini adalah yang kedua kalinya.
"Ya saya nikmati saja. Bertugas di mana pun saya harus siap. Saya sebagai abdi negara harus siap," ujar bintara yang pernah dituÂgaskan dalam operasi pemulihan keamanan di Aceh ini.
Pria asli Jawa Timur ini juga mengatakan, ajang bertemu dengan seangkatan dari berbagai daerah juga menjadi obat muÂjarab penghilang suntuk saat di barak. "Ada saja pertemuan dengan rekan-rekan satu letting, kan yang bertugas di sini berasal dari berbagai daerah," ujarnya.
Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jendral Polisi Suntana mengatakan, polisi tetap akan menerjunkan personel dan fasiliÂtas pengamanan di sekitar Istana Presiden, Monumen Nasional dan Balai Kota DKI.
"Kami belum tahu soal kepasÂtian pelaksanaan demonstrasi selanjutnya. Prinsipnya, pengaÂmanan di ring satu tetap disiapkan meski demo batal," ujar Suntana usai Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Balai Kota DKI Jakarta.
Dia menuturkan, telah meminta bantuan ke Pemprov DKI Jakarta agar meminjamkan wilayah zona barat Monumen Nasional (Monas). Rencananya, Polda Metro Jaya akan menempatkan mobil barracuda, membangun baÂrak, serta dapur umum di sana.
Lokasi sisi barat silang Monas dipilih untuk mempermudah akses kepolisian menjaga Istana Presiden, Patung Kuda, sekaligus Kantor Gubernur DKI Jakarta. Tempat-tempat itu kemungkinan besar menjadi pusat massa jika demonstrasi benar-benar terjadi.
"Persiapan pasukan dan sarana pengamanan mulai dilaksanakan sejak sekarang. Namun, kami imbau masyarakat tak perlu melaksanakan aksi," imbuhnya.
Suntana mengatakan belum mengetahui berapa orang persÂonel kepolisian yang disiapkan. Pasalnya, belum ada kepastian berapa jumlah demonstran yang akan turun ke jalan dalam renÂcana aksi berikutnya.
Sebagai catatan, kepolisian menerjunkan sekitar 20 ribu pasukan gabungan yang beÂrasal dari berbagai daerah untuk menjaga aksi demonstrasi 411. "Jumlahnya dinamis tergantung ancaman yang dihadapi," tuÂturnya.
Latar Belakang
Aksi Damai Jilid III Digelar 2 Desember
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan menggeÂlar aksi damai jilid III pada 2 Desember 2016. Sebelumnya sempat terbetik kabar, aksi daÂmai lanjutan 411 akan dilakukan pada 25 November.
Panglima Lapangan GNPF MUI, yang juga Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengatakan, aksi damai dilakukan karena Gubernur nonÂaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum ditahan pasca ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Aksi damai berdoa untuk negeri. Kami akan punya tagline bersatu dan berdoa untuk negeri. Aksi ini untuk mempersatuÂkan Indonesia dan mendoakan Indonesia agar selamat, tidak terÂcerai berai," kata Munarman.
Aksi damai tersebut akan diÂlakukan berupa salat Jumat berÂsama dengan posisi imam berada di Bundaran Hotel Indonesia. Sebelum salat Jumat, akan diÂlakukan doa bersama sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.
"Kami meminta ulama dan umat Islam bersatu. Seluruh eleÂmen dan ormas Islam yang ada di Indonesia dengan menggunakan berbagai macam satgasnya agar mengikuti aksi damai ini," ujar Munarman.
Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Muhammad Rizieq Syihab mengatakan, aksi damai diputusÂkan secara aklamasi. Tema aksi damai, kata dia, adalah penegaÂkan hukum terhadap penistaan agama. "Bentuk aksi adalah geÂlar ibadah, gelar sajadah. Bukan lagi sekadar aksi damai. Tapi super damai," ujar Rizieq.
Sebelumnya, Polri belum menerima adanya pemberitahuan soal akan adanya demo susulan pada 25 November 2016. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, baiknya masyarakat tidak perlu demo.
Menurut bekas Kapolda Banten itu, masyarakat sebaiknya mengawal penyidikan yang kini dilakukan Bareskrim terhadap kasus dugaan penistaan agama, dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya imbau tidak perlu demo lagi. Lebih baik fokus saja pada pengawasan dan pengawalan penyidikan. Karena kami khaÂwatir ada penyusupan agenda-agenda lain yang justru memÂbuat masyarakat dan keamanan terganggu," kata Boy.
Bekas Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menuturkan, denganadanya penegakan huÂkum yang dilakukan kepolisian pada kasus Ahok, sudah memÂbuktikan bahkan Polri bertindak profesional dan obyektif.
"Maka itu baiknya mari dikawal saja. Tunggu proses pemÂberkasan dan dilimpahkan ke Kejaksaan sampai nanti disidanÂgkan di pengadilan umum, biar semuanya transparan," ujarnya.
Jadi atau tidaknya aksi 2 Desember nanti, kepolisian telah bersiap diri melakukan pengaÂmanan. Seperti bersiap mengaÂmankan aksi 4 November lalu. Sebelum 4 November, Polda Metro Jaya melakukan penjagaan di titik-titik rawan. Selain di lokasi demo, 18 ribu personel diploting di 27 titik rawan seperti di kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan, persimpangan jalan, objek vital dan lokasi rawan lainnya.
Personel kepolisian dari daerah lain juga diperbantukan, seperti Bripka Dodo, anggota Brimob asal Cirebon, Jawa Barat yang ditemui di sekitar tenda-tenda aparat di Lapangan Monas jelang 4 November lalu.
Dodo mengatakan, dalam seÂhari, setiap anggota diberi jatah lima bungkus nasi yang dibagiÂkan pagi, siang dan malam. Sehingga, saat melakukan pengamanan demo ini, anggota benar-benar siap.
Menurutnya, tak ada kesulitanberarti selama menjalankan tugas pengamanan di Ibukota. "Saya tak lupa memberi kabar kepada keluarga di Cirebon. Tiap hari saya kasih informasinya, biar mereka tidak khawatir," ujar Dodo sehari sebelum demo.
Objek vital lain yang juga mendapat tambahan penjagaan, yakni Gedung MPR/DPR/DPD. Beberapa tenda pengamanan diÂsiapkan kepolisian. Lokasinya di sebelah kiri pintu masuk utama Gedung MPR/DPR/DPD, Jalan Gatot Subroto. Satu tenda berÂwarna putih bertuliskan Polsek Tanah Abang, dan dua tenda cokelat bertuliskan polisi.
Hal serupa juga terlihat di halaman Balai Kota DKI jelang 4 November lalu. Ratusan perÂsonel kepolisian dari Brimob Polda Metro Jaya mendirikan tenda di gedung yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat itu. Sejumlah peralatan berupa kendaraan dan senjata disiapkan. Para personel juga dilengkapi senjata gas air mata dan peluru karet. ***