Berita

Aksi 411

Politik

Mau Kemana Aksi Massa Islam Pasca Ahok Tersangka?

SENIN, 21 NOVEMBER 2016 | 00:59 WIB | OLEH: SYAHRUL EFENDI DASOPANG

OPINI selama ini menyatakan bahwa Ahok the unthouchable, sedaya upaya dijaga oleh tangan-tangan kekuasaan negara agar tidak dijamah hukum, nyatanya opini itu keliru. Sekarang Ahok telah menjadi tersangka.

Terlepas masih menimbulkan ketidakpuasan di sana sini, tapi bagaimana pun hal itu sudah menjungkirbalikkan opini yang terbangun selama ini. Ahok nyatanya tidak kuat-kuat amat. Dengan desakan yang begitu keras dari gerakan aksi massa umat Islam, tangan-tangan negara akhirnya tunduk terhadap kekuatan rakyat.

Para pengontrol bisnis dan keuangan yang bersembunyi di belakang Ahok nyatanya bisa saja ditekan dan dipukul dengan aksi massa. Sekali lagi ini mengonfirmasi betapa aksi massa sangat perkasa dan handal untuk memukul tirani.


Namun setelah Ahok ditersangkakan dan mitos kekuatan kapital dan politik di belakangnya dapat dirontokkan, sekarang timbul pertanyaan: mau kemana setelah Ahok dan kekuatannya dapat dipukul mundur?

Sudah semestinya transformasi gerakan harus lebih maju dan berdampak historis. Kita menyarankan agar para pemimpin dan penggerak aksi massa umat Islam tidak menyia-nyiakan kesempatan, yaitu dengan mendeklarasikan suatu resolusi yang meneguhkan amanat dari aksi massa yang sudah berhasil memukul mundur gerakan politik dan ekonomi konspiratif yang bersembunyi di belakang Ahok.

Adapun isi resolusi tersebut memuat tentang pentingnya afirmasi atas hak dan keistimewaan umat Islam di Indonesia mengingat peran dan kekuatan historisnya, termasuk yang telah dicapai aksi massa Islam 14 Oktober 2016 dan 4 November 2016.

Resolusi itu harus menjadi konvensi yang diletakkan sebagai fatsoen politik dan kebijakan ipoleksosbudhankam. Misalnya dapat diturunkan sebagai alas dan filsafat kebijakan nasional dan lokal. Hal ini penting agar keberhasilan aksi massa dapat dikenang dengan wujud positif. [***]

Penulis adalah mantan Ketua Umum PB HMI

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya