Berita

Vandalisme/CNN

Dunia

Kejahatan Kebencian Meningkat Pasca Terpilihnya Donald Trump, Ini Sebagian Di Antaranya

SABTU, 19 NOVEMBER 2016 | 21:28 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kasus kekerasan dan intimidasi meningkat pasca Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat awal November lalu.

Menurut data Southern Poverty Law Center (SPLC), tercatat setidaknya ada 400 kasus tersebut sejak 8 November, atau hari pemilihan.

"Mereka sudah di mana-mana, di sekolah, di tempat-tempat usaha seperti Walmart, di jalan," kata Presiden SPLC Richard Cohen.


Ia menjelaskan bahwa sebagian orang menggunakan retorika Trump yang mendorong xenfobia dan Islamofobia selama masa kampanye untuk melakukan kejahatan kebencian.

Dalam pernyataan video yang dirilis Jumat (18/11), Jaksa Agung AS Loretta Lynch mengatakan bahwa memang ada peningkatan kjahatan kebencian terhadap orang Yahudi, Afrika Amerika, dan individu LGBT.

Secara keseluruhan, melaporkan kejahatan kebencian melonjak 6%, namun jumlah tersebut bisa lebih tinggi karena banyak insiden tidak dilaporkan.

"Angka-angka ini harus dianggap sangat serius untuk semua orang Amerika," kata Lynch.

"Kami membutuhkan Anda untuk terus melaporkan insiden ini ke penegak hukum setempat, serta Departemen Kehakiman, sehingga peneliti kami dapat mengambil tindakan untuk membela hak-hak Anda," tegasnya.

Salah satu kasus di mana seorang wanita mengaku pernah diserang orang tak dikenal. Ia bukan Muslim, namun mengenakan bandana untuk melindungi kepalanya dari panas matahari karena ia memiliki penyakit lupus.

Kasus lain menunjukan vandalisme pada sebuah mobil milik seorang wanita transgender di Denver yang dicoret dengan simbol swastika dan kata-kata seperti "Trump" dan "mati".

Ada juga kasus vandalisme pada sebuah dinding di Wellsville yang bertuliskan "Make America White Again" bersebelahan dengan simbol swastika.

Kejahatan kebencian juga menimpa Muslim Amerika Serikat. Kepolisian Michigan menangani laporan seorang wanita Muslim yang diancam pria tak dikenal yang menyebut bahwa ia akan membakar wanita tersebut bila tidak melepas jilbabnya.

Council on American-Islamic Relations di Michigan mengatakan serangan atau intimidasi terhadap Muslim di Michigan memang mengalami peningkatan beberapa hari terakhir.

"Para pemimpin bangsa kita terutama Presiden terpilih Donald Trump, perlu berbicara tegas terhadap gelombang insiden anti-Muslim yang menyapu negara pasca pemilu," kata Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Michigan Dawud Walid.

Di New York University Tandon School of Engineering, siswa menemukan nama Trump tertulis di pintu ruang sholat bagi umat Islam pada pekan ini.

"Kampus kami tidak kebal terhadap kefanatikan yang melanda Amerika," kata Himpunan Mahasiswa NYU Muslim dalam sebuah posting Facebook.

Juru bicara sekolah Kathleen Hamilton mengatakan sekolah memiliki banyak siswa imigran, dengan sekitar 20 persen dari luar negeri.

Itulah sebagian kasus kejahatan kebencian yang terjadi di Amerika Serikat pasca kemenangan Trump.

Trump sendiri semasa kampanye diketahui kerap menjadi sorotan karena komentar kontroversialnya. Di antaranya adalah seruannya untuk melarang imigran muslim masuk Amerika Serikat dan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko untuk menghalau imigran latina.

Trump sendiri pekan lalu pernah mengeluarkan komentar soal kekhawatirannya atas insiden-insiden tersebut.

"Jika ini membantu, saya akan mengatakan ini, saya akan mengatakan ini di hadapan kamera: Hentikan ini!" tegas Trump dalam wawancara dengan CBS. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya